EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin menguat 1,25 persen menjadi 8.644. Sektor consumer cyclical membukukan penguatan terbesar, dan sektor teknologi menjadi satu-satunya sektor merosot. Secara teknikal, indikator stochastic RSI, indeks membentuk golden cross di area oversold.

Terjadi penyempitan negative slope MACD. Indeks ditutup di atas level MA5, dan MA20. Dengan begitu, indeks ditaksir melanjutkan penguatan untuk menguji level resistance 8.670-8.725 sepanjang indeks bertahan di atas level 8.630. Rupiah merosot menjadi Rp16.788 per dolar Amerika Serikat (USD). 

Pada awal 2026, investor akan mencermati sejumlah data indikator ekonomi dari domestik. Indeks S&P Global Manufacturing PMI Desember 2025 diprediksi naik tipis menjadi 53.6 dari November 2025 di kisaran 53.3. Sedang inflasi Desember 2025 ditaksir menjadi 0,2 persen MoM dari November 2025 di level 0,17 persen MoM. 

Dengan begitu, inflasi YoY Desember 2025 diperkirakan 2,5 persen dari November 2025 di posisi 2,72 persen YoY. Inflasi inti diperkirakan melandai menjadi 2,2 persen YoY dari 2,36 persen YoY. Investor AS menanti rilis S&P/Case-Shiller Home Price Oktober 2025 diperkirakan naik 1,3 persen YoY, setelah tumbuh 1,4 persen YoY September 2025. 

Investor akan mencermati FOMC minutes dari pertemuan the Fed Desember 2025. Menjelang penutupan 2025, investor menanti data Manufacturing PMI Tiongkok Desember 2025 diperkirakan sedikit membaik dari bulan sebelumnya. Menilik data itu, Phintraco Sekuritas menjagokan saham BBRI, PTRO, BREN, ADMR, dan AMMN. (*)