EmitenNews.com—IHSG sedikit lagi sampai pada target jangka pendek di sekitar 7100-7140,  ataupun pada Gap  yang menunggu untuk ditutup di level 7175. Penguatan seminggu terakhir dengan kenaikan total sebesar 1.92% didukung oleh Net Buy Asing sejumlah IDR 3.76 triliun di reguler market.   

 

Liza C. Suryanata Head Of Research Nh Korindo Sekuritas mengatakan, hari Senin ini ada peluang IHSG menguat  kembali yang didorong  oleh beberapa katalis,  di antaranya  adalah : naiknya Indeks DJIA sebesar +0.23% serta naiknya harga beberapa komoditas seperti: CPO +2%, Nickel +0.82%, dan Timah +1.24% di tengah penguatan Rupiah terhadap US Dollar ; serta turunnya yield obligasi Indonesia tenor 10 tahun ke level 7.257%. 

 

Di lain pihak,  pelaku pasar perlu mewaspadai peluang terjadinya aksi profit taking atas saham berbasis Coal,  Oil, and Gold seiring turunnya harga komoditas tersebut seperti: Coal turun cukup tajam di hari ketiga sebesar -5% (sehingga selama 3 hari harga Coal turun tajam sebesar -12.93% menembus level Support kritikal USD 390), Oil turun tipis -0.01% di hari kelima & Gold turun sebesar -0.80%.

 

Walau overview kami mengenai market hari ini masih cukup bullish, namun tak ada salahnya para investor / trader mulai menerapkan strategi Trailing Stop  (to let your profit run), apabila belum berminat untuk Sell on Strength, kata Liza.

 

ANTM Overview Trend : Uptrend jangka pendek Fibonacci : Target at retracement 61.8%.  Advise Buy On Break Entry Level:  2020-2000. Average Up >2100. Target:  2250-2300 / 2400.  Stoploss: 1920. 

BSDE Overview Pattern : Triangle. Advise Buy  Entry Level:  925-920.  Average Up >930. Target:  950 / 980-985. Stoploss: 905.

ASSA Overview Trend : in overall masih dalam trend turun.  Pattern jangka pendek : Flag.  Advise Buy On Break Entry Level:  1770-1780 Average Up >1830 Target:  2000-2070 / 2280 / Tutup Gap 2380. Stoploss: 1690

UNVR Overview Trend : Uptrend – Sideways. Pattern :  Parallel Channel. Advise Buy Entry Level:  4720-4670 Average Up >4820 Target:  5000 / 5100 / 5500. Stoploss: 4590.

 

Adapun data makro ekonomi yang terbit minggu lalu dan wajib menjadi perhatian para pelaku pasar adalah GDP Indonesia 2Q22 YoY tumbuh ekspansif hingga 5,44% (Vs. Survey 5,17%; 1Q22 5,01%), menguatkan BI tetap Dovish guna menjaga momentum pemulihan bertahap ekonomi domestik, selain CPI Core yang tetap terjaga di bawah level 3% YoY. 

 

Di sisi lain, investor tetap mencermati Foreign Reserves Juli yang lebih rendah 3% MoM ke level USD132,2Miliar, sedikit mengurangi ruang gerak BI di tengah volatilitas Rupiah di level IDR14.830/USD-IDR14.940/USD awal Agustus. Dalam sepekan, IHSG konsisten ditutup menguat atau mendekati level psikologis 7.100 pada perdagangan Jumat lalu. Penguatan ini relatif mengabaikan potensi resesi AS, setelah inversi yield UST2Y Vs. UST10Y hingga 36Bps, atau gap terlebar sejak tahun 2000; dan memanasnya eskalasi politik China-Taiwan.