EmitenNews.com - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih fluktuatif. Itu seiring sejumlah faktor global, dan domestik terus menghantui pasar. Investor akan mencermati perkembangan rilis data inflasi Amerika Serikat (AS), dan harga komoditas dunia.

Kondisi itu, bisa memberi sentimen negatif terhadap pergerakan indeks. Selain itu, dinamika nilai tukar rupiah, dan aliran dana asing juga berpotensi menambah tekanan pada IHSG. Sepanjang perdagangan Jumat, 11 Oktober 2024, iHSG berpotensi melanjutkan koreksi dengan support 7.430, dan resistance 7.550.

Namun, optimisme pasar terhadap rilis kinerja kuartal III-2024 beberapa emiten besar diprediksi dapat menjadi katalis positif bagi IHSG. Laporan keuangan solid, terutama sektor perbankan, properti, dan konsumer, diharapkan dapat menopang indeks dan menjaga tren konsolidasi. 

Secara teknikal, indikator seperti MACD dan RSI menunjukkan sinyal mixed. Itu mengindikasikan IHSG masih memiliki peluang untuk bergerak dalam rentang konsolidasi sebelum melanjutkan tren jangka panjang lebih positif.

Menilik data itu, StocKnow.id merekomendasikan saham laik koleksi sebagai berikut. Japfa (JPFA) Rp1.505 dengan take profit Rp1.590-1.630, dan stop loss Rp1.450. Indika (INDY) Rp1.690 dengan take profit Rp1.770-1.815, dan stop loss Rp1.615 per eksemplar. 

AKR Corporindo (AKRA) Rp1.545 dengan take profit Rp1.585-1.625, dan stop loss Rp1.510. Tempo Scan (TSPC) Rp2.640 dengan take profit Rp2.740-2.900 per lembar, dan stop loss Rp2.490. Erajaya (ERAA) Rp460 dengan take profit Rp486-510, dan stop loss Rp444. (*)