EmitenNews.com -Indeks saham di Asia pada perdagangan kemarin, Selasa (14/11) ditutup menguat dengan indeks MSCI Asia pasifik di luar Jepang mencatatkan kenaikan selama dua hari beruntun menjelang rilis data inflasi (CPI) AS malam mini, dan rilis data aktifitas ekonomi Tiongkok (Industrial Production, Penjualan Ritel, Tingkat Pengangguran dan Investasi Aset Tidak Bergerak) besok.

 

Inflasi Utama (Headline CPI) AS di prediksi naik 3.3% Y/Y di bulan Oktober, deselerasi dari kenaikan 3.7% Y/Y di bulan September.

 

Data inflasi AS yang keluar lebih tinggi maupun lebih rendah dari estimasi akan memberi implikasi besar pada kebijakan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve) dalam beberapa bulan ke depan.

 

Selain itu, Jepang dijadwalkan merilis data Produk Domestik Bruto (PDB) 3Q23 besok. Ekonomi Jepang kemungkinan besar menciut di 3Q23 karena dampak dari lesunya perdagangan memberi tekanan pada proses pemulihan ekonomi negara itu.

 

PDB Jepang di estimasi kontraksi 0.4% Y/Y di 3Q23 setelah tumbuh 4.8% Y/Y di 2Q23. Ekspektasi kontraksi ini akan menjadi penurunan kuartalan yang ke enam sejak 3Q20, indikasi bahwa ekonomi Jepang belum menemukan pondasi yang stabil di saat konsumen bergulat dengan inflasi yang mencapai level tertingginya dalam beberapa dekade terakhir sehingga memicu pelemahan nilai tukar mata uang JPY.

 

JIka data PDB keluar lebih buruk dari estimasi, maka akan menambah bukti bagi Pemerintah Jepang bahwa ekonomi membutuhkan dukungan untuk melanjutkan pemulihan.

 

Bagi bank sentral Jepang atau Bank of Japan (BOJ), kontraksi ekonomi mungkin dapat memperkuat kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi masih belum cukup stabil untuk menghadapi berakhirnya suku bunga negatif di bulan-bulan mendatang meskipun perubahan kebijakan moneter dapat menahan laju kenaikan inflasi.