Masa-masa Sulit Masih Mengadang, BATA Hapus Bisnis Produksi Sepatu

Ilustrasi sebuah gerai Sepatu Bata di pusat perbelanjaan. Dok. SINDOnews.
EmitenNews.com - Masa-masa sulit masih mengadang PT Sepatu Bata Tbk (BATA). Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 25 September 2025 telah menghapus kegiatan produksi sepatu yang menjadi andalan selama ini. Keputusan berat itu diambil setelah penutupan pabrik sepatu Bata di Purwakarta, Jawa Barat, tahun lalu. Imbas dari penutupan itu, sebanyak 233 pekerja harus kehilangan pekerjaan.
"Menyetujui perubahan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan untuk menghapus kegiatan usaha industri alat kaki untuk kebutuhan sehari-hari." Demikian ringkasan RUPSLB melalui keterbukaan informasi, dikutip Jumat (10/10/2025).
Dengan adanya keputusan rapat tersebut, selanjutnya perusahaan akan menyusun seluruh ketentuan dalam Anggaran Dasar Perseroan.
Keputusan tersebut diambil setelah adanya penutupan pabrik sepatu Bata di Purwakarta, Jawa Barat pada tahun lalu. Sebanyak 233 pekerja harus kehilangan pekerjaan imbas dari penutupan ini.
Dalam keterangannya yang dikutip Jumat (1010/2025), Direktur Bata Hatta Tutuko mengatakan selama empat tahun terakhir, perseroan telah melakukan berbagai upaya di tengah kerugian dan tantangan industri. Kondisi itu dirasakan akibat pandemi Covid-19, dan perubahan perilaku konsumen yang begitu cepat. Sayangnya, upaya tersebut belum optimal dan berujung penutupan pabrik.
Perseroan sudah tidak dapat melanjutkan produksi di pabrik Purwakarta, karena permintaan pelanggan terhadap jenis produk terus menurun. Selain itu, kapasitas produksi pabrik jauh melebihi kebutuhan yang bisa diperoleh secara berkelanjutan dari pemasok lokal di Indonesia.
Sejauh ini, Bata tengah dilanda penurunan kinerja keuangan. Pada akhir 2023 rugi tahun berjalan yang diatribusikan ke entitas induk sebesar Rp190,29 miliar. Nilai ini membengkak 79,65% dari Rp105,92 miliar di tahun 2022.
Per Maret 2025, perusahaan melaporkan rugi Rp19,64 miliar. Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, rugi Bata membengkak 41,75%.
Perusahaan masih berkutat dengan anjloknya penjualan. Pendapatan Bata Maret 2025 Rp94,92 miliar, turun 16,34% secara tahunan (yoy). Beban perusahaan telah ditekan 24,85% menjadi Rp60,39 miliar, sehingga laba bruto naik 4,33% yoy.
Meski beban penjualan dan pemasaran serta beban umum dan administrasi sudah ditekan. Tetapi, belum cukup untuk membuat kinerja bottom line perusahaan membaik.
Selain menutup pabrik Purwakarta, Perusahaan juga telah melakukan beberapa kegiatan restrukturisasi. Itu dijalankan dengan menutup atau berencana menutup lebih dari 200 gerai yang merugi untuk kembali memiliki jaringan gerai menguntungkan. ***
Related News

PT PIMSF Siap Ambil Alih 45,45 Persen Saham Geoprima Solusi (GPSO)

BNI Dukung Ekspansi QRIS Global Demi Jaga Stabilitas Rupiah

Direktur TPIA Cicil Beli Saham Saat Harga Naik, Ada Apa?

Caplok 45,45% Saham, Tjokro Grup Bakal Jadi Pengendali Baru GPSO

Pengendali SRSN Kembali Lepas Saham Rp12,2 Miliar

Emiten Tambang Sinarmas Grup (DSSA) Progres Aktivitas Panas Bumi