Masih dalam Kajian dan Pemetaan, OJK Identifikasi Produk Derivatif di Bappebti

EmitenNews.com -Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi mengatakan, tim OJK sedang melakukan identifikasi dan pemetaan baik pelaku, produk, maupun infrastruktur keuangan derivatif dengan underlying efek (baik syariah maupun konvensional).
Dirinya menjelaskan, produk tersebut akan dipindahkan dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), diantaranya meliputi kontrak derivatif indeks saham dan kontrak derivatif saham tunggal asing.“Saat ini tim OJK sedang melakukan identifikasi dan pemetaan baik pelaku, produk, maupun infrastrukturnya,”ujarnya di Jakarta, pekan lalu.
Inarno menuturkan, peralihan produk derivatif keuangan dari Bappebti ke OJK masih menunggu ditetapkannya Peraturan Pemerintah (PP) tentang Peralihan Tugas Pengaturan dan Pengawasan Aset Keuangan Digital termasuk Aset Kripto serta Derivatif Keuangan yang akan mengatur mekanisme peralihan produk derivatif keuangan dari Bappebti ke OJK.
Sementara itu, terkait infrastruktur produk derivatif, saat ini pasar modal Indonesia telah memiliki mekanisme perdagangan derivatif berupa efek, melalui Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai SRO yang diawasi oleh OJK.“Namun demikian, OJK masih terus melakukan kajian dan pemetaan terkait penggunaan infrastruktur produk derivatif ke depan,” ujar Inarno.
Sebagaimana diketahui, dalam Undang- Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK) mengamanatkan pengaturan dan pengawasan beberapa produk keuangan derivatif dipindahkan dari Bappebti ke OJK.
Dalam kesempatan ini, Inarno mengatakan konsensus global memperkirakan pertumbuhan perekonomian masih akan melambat pada 2024, seiring melemahnya konsumsi dan investasi dari China. Bank Dunia dan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) memperkirakan pertumbuhan ekonomi global berada di angka 2,4 sampai 2,7%, sedangkan Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan berada di level 2,9%. Untuk ekonomi Indonesia, IMF memperkirakan akan tumbuh stabil di 5% pada 2024, dengan tingkat inflasi diproyeksikan pada rentang target sebesar 2,5%.
Related News

BEI Ungkap Transaksi Baru Underlying Single Stock Futures (SSF)

Ini 26 Nama yang Lolos Seleksi Administratif DK LPS, 8 dari Internal

KSEI Soroti Ketahanan Emiten di Tengah Gejolak Global

Target 66 IPO Tahun Ini Belum Tercapai, Begini Kata BEI

BEI Tegur Ajaib Sekuritas Lagi, Tapi Kasusnya Beda

OJK Catat 35 Emiten Buyback Tanpa RUPS, Nilainya Rp3,38 Triliun