Masih Defisit Rp2,3 Triliun, Ini Strategi Bank Neo Commerce (BBYB) Kejar Laba di 2024
EmitenNews.com -Emiten yang mengusung konsep bank digital, PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) atau BNC bakal melakukan sejumlah langkah strategis dalam menjalankan bisnisnya di tahun 2024 ini untuk membalikkan keadaan rugi perseroan dan mengejar keuntungan.
Aditya Windarwo selaku Pejabat Sementara (Pjs.) Direktur Utama Bank Neo Commerce (BBYB) mengatakan, perseroan akan berupaya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam segala aspek untuk menjadi semakin prudent dalam upayanya untuk mencatatkan keuntungan di 2024.
"Di tahun ini, kami ingin menjadi top of mind transactional bank melalui berbagai layanan dan fitur perbankan berbasis digital yang lengkap yang tersedia di aplikasi neobank," ungkapnya dalam keterangan pers, Jumat (19/1/2024).
Di tahun-tahun awal, Aditya menambahkan, BNC fokus untuk melengkapi berbagai layanan dan produk, sekarang layanan dan produk tersebut sudah mulai lengkap tersedia dan dapat digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi berbagai kebutuhan mereka, mulai dari transaksi, menabung, investasi, dan lain sebagainya.
Sebelumnya, di akhir tahun 2023, Manajemen Bank Neo Commerce menargetkan laba bersih di 2024 dan akan melakukan efisiensi terkait promosi. Seperti diketahui, pada (19/12/2023) melakukan Paparan Publik di Jakarta.
"Bank telah menetapkan sejumlah target pada 2024. Penyaluran kredit misalnya ditargetkan tumbuh 20-25 persen pada 2024. Dana pihak ketiga (DPK) pun ditargetkan mengikuti pertumbuhan kredit bank," kata Aditya Windarwo.
Seperti diketahui, per 30 September 2023 jumlah penyaluran kredit BBYB senilai Rp10,96 triliun, sementara itu penghimpunan DPK senilai Rp15,3 triliun. Sayangnya, perusahaan yang dikendalikan PT Akulaku Silvrr Indonesia ini masih menderita rugi bersih Rp566,06 miliar.
Sehingga per 30 September 2023, akumulasi rugi BBYB membengkak hingga 35,3 persen menjadi Rp2,3 triliun dibanding defisit per 31 Desember 2022 yang sebesar Rp1,7 triliun. Maka, jumlah ekuitas hingga akhir Kuartal III-2023 menjadi Rp3,23 triliun atau melorot 13,64 persen dibanding per akhir Desember 2022.
Sementara itu, total liabilitas per 30 September 2023 tercatat membengkak menjadi Rp16,22 triliun dari posisi per 31 Desember 2022 yang sebesar Rp15,95 triliun. Dengan adanya dominasi liabilitas tersebut, maka total aset BBYB per akhir Kuartal III-2023 menjadi Rp19,45 triliun atau merosot 1,22 persen dibanding per 31 Desember 2022.
Lebih lanjut Aditya menegaskan, Bank Neo Commerce menargetkan kinerja laba positif pada tahun depan. "Laba full year tahun depan, saya tidak mau menyebutkan targetnya berapa. Yang jelas ada inisiatif yang kami lakukan, ini berpengaruh ke tingkat laba," ujar Aditya.
Dalam melakukan kegiatan bisnisnya, lanjut Aditya, BNC tidak bergantung ke satu mitra strategis dan akan merambah ke berbagai segmen. Untuk itu, perseroan siap mengarungi tahun 2024. "Kami fokus menggarap dan melayani dengan baik berbagai segmen, dan menjalin lebih banyak kerja sama dengan berbagai mitra strategis untuk menghadirkan layanan bank dengan layanan digital yang sesuai dengan kebutuhan," jelas Aditya.
Lebih lanjut Aditya mengatakan, dalam memenuhi kebutuhan lebih dari 25 juta nasabahnya yang terdiri dari berbagai segmen mulai dari individu, UMKM sampai korporasi, BNC menyediakan berbagai kanal untuk dapat melayani transaksi nasabahnya. Bekerja sama dengan berbagai mitra, saat ini nasabah dapat melakukan tarik tunai tidak hanya di gerai ATM, tetapi juga di minimarket Indomaret di seluruh Indonesia dengan fitur tarik tunai tanpa kartu.
"Kemudahan lainnya adalah dalam melakukan transfer dana secara lebih hemat dan real time dengan dukungan layanan BI-Fast, serta melakukan pembayaran merchant dengan Kartu Debit GPN," paparnya.
Dengan berbagai hal yang dilakukan perseroan tersebut, Aditya menyebut perseroan berhasil mendapatkan berbagai pengakuan berupa puluhan penghargaan dari berbagai pihak di 2023 atas kinerjanya yang positif selama tiga tahun berturut-turut.
Pada 2023, Aditya menambahkan, fokus utama BNC memang untuk membuat lebih banyak lagi nasabah untuk aktif menggunakan layanan dan produk yang disediakan. Ternyata tidak hanya aktif, cukup banyak nasabah yang menyatakan loyal dan puas terhadap layanan yang diberikan.
"Hal ini terlihat jelas dari hasil survei yang dilakukan oleh Marketing Research Indonesia (MRI) bahwa Customer Loyalty, Customer Engagement, dan Customer Satisfaction BNC mendapatkan nilai yang tinggi," pungkas Aditya.
Related News
Golden Eagle (SMMT) Targetkan Penjualan Rp561,3M Tahun Ini
BEI Buka Gembok Saham KLIN Setelah Tiga Pekan Kena Suspensi
Entitas Lautan Luas (LTLS) Raih Fasilitasi Pembiayaan Rp40M
SGER Amankan Lagi Kontrak Pasok Batu Bara ke Vietnam Rp705M
Tempo Scan (TSPC) Bagikan Dividen Interim Rp112,7M, Telisik Jadwalnya
Emiten Prajogo (PTRO) Gelar Stock Split 1:10 Saham Bulan Depan