EmitenNews.com - Indeks Wall Street menyudahi perdagangan Jumat, 8 November 2024 dengan melejit. Dow Jones Industrial (DJIA) sentuh 44 ribu untuk kali pertama, dan S&P 500 mencatat level tertinggi. Selain itu, penguatan Wall Street pasca-Pemilu juga didorong pemangkasan suku bunga acuan the Fed 25 bps.

Kemudian, petunjuk dari Kepala the Fed, Jerome Powell mengenai peluang pemangkasan lanjutan, khususnya edisi 2025. Pelaku pasar Indonesia masih mencoba mencari bottom level pasca-serangkaian even yang menekan confidence level pasar. 

Nah, dari dalam negeri, pertumbuhan ekonomi melambat ke 4,95 persen sepanjang kuartal III 2024. Kemudian, dari eksternal, kemenangan Donald Trump dalam Pemilu AS memicu kekhawatiran prospek outlook ekonomi global dengan kebijakan inward looking. 

Di sisi lain, hasil FOMC dan petunjuk Powell di atas meredam tekanan jual, namun tidak ada euphoria berlebihan. Nilai tukar Rupiah masih lanjutkan penguatan ke Rp15,665 per dolar Amerika Serikat (USD) sampai dengan Jumat (8/11). 

Secara teknikal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat mencatat rebound lebih dari 1 persen ke posisi 7.350 di awal perdagangan Jumat. Sayangnya, IHSG ditutup dengan membentuk pola inverted hammer pada level 7.287.1. 

Pergerakan tersebut mengindikasikan IHSG belum mampu keluar dari tekanan jual. tampaknya, pasar domestik masih perlu waktu untuk mencerna atau merespons sentimen-sentimen di atas. Sepanjang perdagangan hari ini, senin, 11 November 2024, IHSG akan mengitari kisaran 7.200-7430.

Menilik data dan fakta itu, Phintraco Sekuritas menyarankan para pelaku pasar untuk mengoleksi sejumlah saham berikut. Yaitu, meliputi Adaro Minerals (ADMR), Vale Indonesia (INCO), Surya Semesta (SSIA), indofood CBP (ICBP), Panin Financial (PNLF), Bank Jago (ARTO), dan Elang Mahkota (EMTK). (*)