EmitenNews.com -PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menunjukkan optimisme kuat terhadap kinerja produksi emas tahun ini. Melalui anak usahanya, PT Bumi Suksesindo (BSI), pengelola Tambang Emas Tujuh Bukit di Banyuwangi, Jawa Timur, MDKA menargetkan produksi mencapai 100.000 hingga 110.000 ons emas sepanjang 2025.

Target ini didukung oleh capaian solid di semester I-2025 yang telah menghasilkan 50.624 ons, sekitar separuh dari target tahunan.

Tom Malik, Head of Corporate Communication MDKA, menjelaskan bahwa efisiensi operasional tetap terjaga. Produksi emas tersebut dicapai dengan biaya tunai (cash cost) yang kompetitif, berkisar USD1.000 hingga USD1.100 per ons, di tengah gejolak harga energi dan logistik global.

"Dari capaian sejauh ini, kita on track untuk mencapai target tersebut," ujar Tom Malik dalam Mine Tour & Media Workshop di Banyuwangi (7/11/2025).

Potensi Jangka Panjang dan Proyek Raksasa

Tambang Emas Tujuh Bukit, yang berlokasi di Desa Sumberagung, Banyuwangi, saat ini beroperasi dengan metode tambang terbuka (open pit) seluas 992 hektare. Metode ini diperkirakan masih memiliki umur operasi hingga tahun 2030.

Namun, fokus jangka panjang MDKA adalah Proyek Tembaga Tujuh Bukit Bawah Tanah (Underground), yang menyimpan salah satu cadangan mineral terbesar di dunia. Berdasarkan Mineral Resources Estimate (MRE) per Maret 2024, cadangan ini memiliki 8,2 juta ton tembaga dan 27,9 juta ons emas.

Proyek raksasa yang diestimasi menelan investasi US$1-1,5 miliar ini diproyeksikan memiliki masa operasi hingga 30 tahun ke depan. Pada puncaknya, tambang bawah tanah ini diharapkan dapat menghasilkan 110.000–120.000 ton tembaga dan 350.000 ons emas per tahun, yang berpotensi menambah 10-15% produksi tembaga nasional.

BSI saat ini tengah menyelesaikan feasibility study (FS) dan menargetkan transisi mulus dari tambang terbuka ke tambang bawah tanah agar operasi dapat terus berjalan tanpa jeda setelah 2030.

Selain itu, MDKA juga mengembangkan proyek strategis lain, termasuk Proyek Pani Gold Resource di Gorontalo yang dijadwalkan mulai produksi pada 2026.

Komitmen Lingkungan dan Kinerja Saham MDKA

Di tengah aktivitas penambangan yang masif, MDKA menunjukkan komitmen kuat pada praktik pertambangan berkelanjutan. Perusahaan:

Menggunakan Energi Terbarukan: Seluruh pasokan listrik di lokasi tambang berasal dari energi terbarukan PLN melalui Renewable Energy Certificate (REC).

Reklamasi Lahan: Biaya reklamasi yang dianggarkan Rp 200–240 juta per hektare melebihi standar wajib di Jawa Timur. Sebanyak 41 hektare lahan reklamasi telah disetujui oleh ESDM.

Keselamatan Kerja: Mencatat lebih dari 20 juta jam kerja tanpa Lost Time Injury (LTI).

Meskipun rencana detail untuk tahun 2026 dan keputusan investasi smelter masih dalam kajian internal, sentimen pasar terhadap MDKA tampak positif. Harga saham MDKA per 7 November 2025 melonjak sebesar 51,72% (year to date) menjadi Rp2.420.