EmitenNews.com—PT Blue Bird Tbk (BIRD) tengah bersiap untuk menghadapi segala resiko bisnis yang bisa saja terjadi, termasuk adanya varian baru dari Covid 19 XBB, perseroan mengedepankan strategi dalam memperkuat fondasi terhadap faktor-faktor higenitas itu merupakan cara utama perseroan untuk mengatasi COVID-19. Sama di kasus-kasus sebelumnya saat terjadi pandemi perusahaan berusaha untuk mempertahankan kebersihan kendaraan memastikan kendaraan melakukan proses pembersihan kendaraan setiap hari.


"Bila jumlah orang yang terpapar virus tersebut mengalami lonjakan, perseroan akan melakukan langkah-langkah untuk mencegah penyebaran penularan virus," kata Direktur Utama PT Bluebird Tbk Sigit Djokosoetono.


Dari sisi kinerja, pulihnya permintaan membuat PT Bluebird Tbk (BIRD) percaya diri dengan menganggarkan belanja modal atau capex lebih dari Rp 1,2 triliun pada tahun depan. Anggaran itu digunakan untuk menambah armada hingga 8.000 unit, termasuk 100 Electric Vehicle (EV) di dalamnya.


Perseroan berkomitmen untuk melakukan peremajaan sebanyak 3000 hingga 4000 armada. Perseroan juga berencana untuk menambah armada baru dengan kisaran 5000 hingga 8000 armada pada tahun depan.


Sigit menambahkan, pertumbuhan kinerja perseroan dipengaruhi oleh mobilitas masyarakat yang kembali normal dan berbagai langkah strategi bisnis seperti penguatan fundamental, pendekatan Engage Everybody, dan peningkatan layanan Mobility as a Service (MaaS) yang cermat melalui strategi layanan Multi-Product/services, Multi-Channel, Multi-Payment.


Selain fokus pada transformasi bisnisnya, perseroan juga berkomitmen untuk menciptakan “Setiap Kilometer Berarti” yang terefleksi bukan hanya dalam hal layanan namun juga melalui komitmen perseroan dalam mewujudkan Visi Keberlanjutan Bluebird 50:30 untuk mengurangi dampak emisi dan gas buang operasional hingga 50% pada 2030.


Komitmen ini juga akan menjadi landasan keberlanjutan bisnis Perseroan yang ditopang melalui tiga pilar keberlanjutan - BlueLife, BlueSky dan BlueCorps yang diimplementasikan dalam strategi bisnis perseroan. Maka dari itu, perseroan akan melakukan penambahan unit operasional kendaraan listrik hingga 100 armada pada tahun ini, dari sebelumnya yang sudah memiliki 100 armada EV.


Untuk menunjang penggunaan kendaraan listrik tersebut, perseroan akan melengkapi ekosistem dengan menerapkan solar panel yang akan menjadi sumber tenaga untuk mengisi daya kendaraan listrik, pengelolaan limbah dan juga yang lainya. “Peneraan ini akan dilakukan secara bertahap agar kondisi financial terjaga dengan baik,” ucap dia.


Menariknya, Analis dari Sinarmas Sekuritas Mayang Anggita memperkirakan BIRD menghadapi uji Support MA10 di 1610. Speculative Buy di sekitar area ini. BIRD berpotensi melanjutkan perjalanan ke utara menuju Resistance previous High 1730-1750, disusul target selanjutnya di level 1950 sampai dengan Resistance psikologis 2000.


Valdy Kurniawan Analis Phintraco Sekuritas menyebut saham BIRD saat ini tertahan di resistance 1710. Potensi konsolidasi terlebih dulu sebelum melanjutkan penguatan. Waspadai potensi pullback lanjutan ke 1600, jika breaklow 1660. Target : 1845, Resistance : 1710, Entry : >1600 dan Stoploss : 1515.


Analis Philips Sekuritas Edo Ardiansyah mengatakan, BIRD membentuk pola candle bullish harami dengan menguji resisten level 1710, apabila level ini tertembus maka berpotensi melanjutkan penguatan hingga menguji level resisten 1760.  Indikator stochastic nampak sudah menembus areal overbought di level 80, dengan indikator MACD masih berada di areal positif. Stoploss apabila harga saham menembus support level 1600 dan kembali lagi ke bawah ke level 1570.


Sedangkan Team Analis MNC Sekuritas menyatakan, BIRD terkoreksi -2,92% pada (10/11), pergerakan harga mengalami pullback atau tidak mampu menembus level resistance di 1.730, dengan indikator stochastic yang telah mencapai area overbought serta berpotensi membuat death cross maka harga berpeluang untuk melemah dan menguji area support di 1.600 sehingga investor bisa memanfaatkan momentum buy on weakness.


Sedangkan Dimas Wahyu Analis dari Bahana Sekuritas merekomendasikan BIRD Buy On Weakness dengan target resisten di 1720 dan support 1600. BIRD saat ini terbentuk hangingman Candlestick berpotensi terjadinya koreksi Level buy back terbaik pada 1620-1650, Indikator Stochastic (10.3.3) Deathcross dan MACD Histogram Positif.