EmitenNews.com - Baru-baru ini, beberapa bank telah merilis kinerja keuangannya secara bulanan per November 2025. Bank-bank yang dimaksud adalah PT Bank Central Asia Tbk (BCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dan PT Bank Tabungan (Persero) Tbk atau BTN.

Dari tiga bank itu, dua di antaranya mencatat pertumbuhan laba bersih secara year on year (November 2024 vs November 2025). Bank yang dimaksud adalah BCA. Di periode ini, laba bersih BCA tercatat Rp52,67 triliun.

Angka itu tumbuh 4,36% dibandingkan periode sama 2024 Rp50,47 triliun. Catatan tersebut sejalan dengan pendapatan bunga bersih BCA yang juga tumbuh tipis sebesar 4,1% dari Rp70,16 triliun menjadi Rp73,04 triliun.

Selain BCA, laba BTN juga tercatat bertumbuh. Bahkan, pertumbuhannya terpantau signifikan atau mencapai 20,83%. Di November 2025, laba BTN mencapai Rp2,9 triliun jika dibandingkan posisi November 2024 Rp2,4 triliun.

Menurut manajemen BTN, pertumbuhan laba bersih tersebut didukung kredit dan pembiayaan disalurkan BTN Rp386,47 triliun, surplus 8,74% yoy dibanding episode sama tahun lalu Rp355,42 triliun. BTN juga membukukan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) seiring upaya peningkatan pendanaan terutama dana murah alias current account and saving account (CASA).

Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, BTN berhasil menjaga pertumbuhan kinerja konsisten hingga menjelang akhir 2025. Itu seiring penerapan strategi penyaluran kredit lebih terarah, terstruktur, dan upaya peningkatan dana murah di tengah tren penurunan biaya dana (cost of fund).

“Pencapaian kinerja positifhingga akhir November 2025 menunjukkan BTN mampu menjaga pertumbuhan positif tetap on track menuju akhir tahun sesuai strategi telah ditetapkan. BTN masih akan terus mengoptimalisasi upaya untuk mencapai target akhir tahun dengan tetap diiringi kehati-hatian, dan langkah cermat,” tutur Nixon di Jakarta, Rabu (16/12).

Nah, kondisi berbeda justru terjadi pada Bank Mandiri. Meski secara month to month labanya tumbuh 28,7%, namun secara year on year dibandingkan November 2024, laba Bank Mandiri justru turun 6,4%. Angkanya dari Rp47,17 triliun menjadi Rp44,15 triliun.

Meski begitu, Direktur Finance and Strategy Bank Mandiri Novita Widya Anggraini menyampaikan, Bank Mandiri menjaga keseimbangan antara ekspansi bisnis dan penguatan fundamental. Pengalaman menghadapi berbagai siklus ekonomi menjadi landasan kami dalam memperkuat manajemen risiko, permodalan, serta kesiapan operasional.

Pasalnya, di periode November 2025 ini, kredit Bank Mandiri mampu mencatatkan pertumbuhan sebesar 13,1% secara tahunan atau year on year (YoY) menjadi Rp1.452 triliun, melampaui rata-rata pertumbuhan kredit secara industri.

Pertumbuhan ini juga ditopang peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 15,9% secara tahunan menjadi Rp1.584 triliun. Alhasil, rasio kredit terhadap dana pihak ketiga atau Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Mandiri juga terjaga optimal pada kisaran 91%.

Sejalan dengan pertumbuhan kredit yang positif, total aset Bank Mandiri (bank only) per November 2025 turut naik hingga mencapai Rp2.120 triliun atau tumbuh 14,6% secara tahunan. (*)