EmitenNews.com - PT Petrosea Tbk (PTRO) berada di ambang perubahan besar terkait negosiasi sehubungan dengan rencana pengambilalihan PTRO oleh PT Kreasi Jasa Persada (KJP) yang merupakan entitas anak langsung yang dikendalikan dan dimiliki sebesar 99.98% oleh PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), di bawah naungan, Prajogo Pangestu berdasarkan penandatanganan Perjanjian Pembelian Saham Bersyarat tanggal 7 November 2023 (PPSB) yang telah dibuat dan ditandatangani KJP sebagai pembeli dan PT Caraka Reksa Optima (CRO) sebagai penjual.

Adapun jumlah saham milik CRO di dalam PTRO yang rencananya akan dibeli dan diambil alih oleh KJP berdasarkan PPSB adalah sebanyak 342.925.700 lembar saham atau setara 34% dari kesuluruhan modal ditempatkan dan disetor PTRO (Rencana Transaksi).

Rencana Transaksi akan berlaku efektif setelah dipenuhinya seluruh persyaratan pendahuluan sebagaimana ditetapkan dalam PPSB. Apabila Rencana Transaksi berlaku efektif, KJP akan menjadi pengendali baru PTRO dan menambah aset KJP dan secara tidak langsung memperluas jaringan usaha KJP, serta sebagai bagian dari rencanan pengembangan usaha jangka panjang grup CUAN untuk menjadi perusahaan tambang dan jasa tambang yang terintegrasi.

Dari informasi yang diperoleh melalui keterbukaan informasi PTRO, kepemilikan mayoritas baru ini akan pertama-tama merombak struktur kepemimpinan perusahaan. Saat ini, PTRO tengah meminta persetujuan pemegang saham untuk mengganti susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan melalui RUPSLB pada Senin, 4 Desember 2023, di Gedung Serbaguna, Indy Bintaro Office Park, Tangerang.

Ada dua agenda yang akan dibahas pada RUPSLB tersebut, yaitu persetujuan atas penyesuaian Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, terkait dengan penyelarasan kegiatan usaha Perseroan dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2020 (KBLI 2020) berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko berikut dengan peraturan pelaksanaannya. Kemudian, mengenai persetujuan perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan.

"Mata acara RUPS mencakup persetujuan perubahan susunan dewan komisaris dan direksi perseroan, sesuai dengan ketentuan Pasal 7 dan Pasal 23 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik, serta Pasal 11 dan Pasal 14 anggaran dasar Perseroan," seperti dikutip dari keterbukaan informasi, Jumat (10/11/2023).

Menjelang RUPSLB tersebut, spekulasi kuat beredar mengenai rumor bahwa Presiden Komisaris Haji Romo Nitiyudo Wachjo akan diganti karena perbedaan pandangan dan visi dengan pemegang saham lain dari CRO, salah satunya yang diketahui adalah PT Sentosa Bersama Mitra dimana Happy Hapsoro merupakan pemegang saham mayoritasnya.

Hal ini dibenarkan oleh sumber internal, yang enggan disebutkan identitasnya. Ia memperkuat bahwa adanya pergantian, "Ya akan ada pergantian. Per awal November 2023 yang bersangkutan sudah diminta menandatangani surat pengunduran diri dan seluruh sahamnya telah diambil alih," ujar sumber tersebut.

Lebih lanjut dikatakan bahwa setelah efektifnya perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi di PTRO berdasarkan keputusan RUPSLB pada Senin, 4 Desember 2023 nanti, Haji Romo Nitiyudo Wachjo akan berfokus untuk merambah bisnis di pertambangan mineral, khususnya emas. Sebagai informasi, Haji Romo Nitiyudo Wachjo juga dikenal sebagai salah satu pemegang saham dari PT Nusa Halmahera Minerals, sebuah perusahaan tambang yang baru-baru ini diberitakan sukses menambah cadangan emasnya melalui kegiatan eksplorasi. Jika menilik data statistik, Indonesia menyumbang 4% dari produksi emas global dan ada pada peringkat 10 besar negara produsen emas terbesar di dunia. Disinyalir potensi sektor pertambangan emas ke depan di era transisi energi akan semakin cerah didorong meningkatnya elektrifikasi yang akan turut mendorong naiknya permintaan komoditas emas.

Akan tetapi, belum ada pernyataan resmi dari pihak manajemen PTRO mengenai rumor tersebut yang saat ini telah bergejolak di kalangan pelaku pasar. Hingga saat ini, Investor dan analis masih menunggu bagaimana CUAN akan mengarahkan kapal yang baru diambil alih ini. Apakah inovasi dan ekspansi akan segera menyusul? Atau apakah akan ada periode transisi yang bergejolak seiring dengan perombakan kepemimpinan perusahaan, termasuk bagaimana PTRO akan mempertahankan posisinya sebagai pemain penting di industri batu bara, juga bagaimana manajemen baru melaksanakan integrasi strategi dan harmonisasi operasional CUAN di tengah era transisi energi dan dekarbonisasi.