Mencermati Outlook Proyek Tenaga Listrik dan Energi Terbarukan Asia-Pasifik 2024

EmitenNews.com -Fitch Ratings memperkirakan konsumsi listrik di kawasan Asia-Pasifik akan meningkat pada tahun 2024, didukung oleh proyeksi kami terhadap median pertumbuhan PDB di wilayah tersebut sebesar 4%, meskipun prospek perekonomian Tiongkok masih suram.
Kami memperkirakan inflasi akan moderat pada tahun 2024 seiring dengan penurunan harga batubara, meskipun inflasi akan tetap tinggi. Proyek pembangkit listrik yang diperingkat Fitch akan mendapatkan keuntungan dari perjanjian operasi dan pemeliharaan jangka panjang hingga menengah serta penyesuaian harga batu bara, sehingga membatasi dampak inflasi yang lebih tinggi,” tulis Fitch Ratings dalam risetnya yang di kutip, Rabu (6/12/2023).
Proyek-proyek mereka juga didukung oleh kewajiban kontrak ambil atau bayar (take-or-pay) bagi produsen tenaga batu bara dan panas bumi serta prioritas yang “harus dijalankan” pada proyek-proyek pembangkit listrik terbarukan di India. Kami memperkirakan transisi menuju energi ramah lingkungan akan terus berlanjut, didukung oleh dorongan kebijakan, reformasi sektoral, teknologi baru, efektivitas biaya, dan pembiayaan ramah lingkungan.
Tekanan perang Rusia-Ukraina terhadap harga dan pasokan bahan bakar fosil telah membuat pemerintah menyadari pentingnya keamanan energi dengan beralih ke sumber energi terbarukan.
Namun, posisi fiskal yang melebar mungkin membatasi dukungan keuangan yang diberikan oleh pemerintah, terutama untuk teknologi baru seperti hidrogen ramah lingkungan dan energi terbarukan lepas pantai. Pengembang kemungkinan akan memanfaatkan opsi pembiayaan dalam negeri yang menarik sampai suku bunga dolar AS di luar negeri menjadi lebih kompetitif.
Fitch Ratings memperkirakan perubahan peringkat akan terbatas dalam 12 bulan ke depan, dengan perusahaan proyek terlindung dari risiko permintaan melalui perlindungan kontrak atau peraturan.
Related News

Pakar Unsoed Nilai Remisi Para Koruptor, Lemahkan Efek Jera

Berkelakuan Baik di LP, Terpidana Edward Soeryadjaya dapat Remisi

Kasus Korupsi Kuota Haji, KPK Bagikan Cara Jamaah jadi Saksi

Karnaval Bersatu Tampilkan Digitalisasi Hingga Swasembada Pangan

Mentan Ungkap Penyebab Beras Surplus Tapi Harga Masih di Atas HET

Prabowo Ultimatum Jenderal di Belakang Perkebunan dan Tambang Ilegal