EmitenNews.com - Ini optimisme Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan. Ketua Umum PAN Itu, optimistis Indonesia bisa menjadi eksportir wig atau rambut palsu nomor satu di dunia. Saat ini Indonesia merupakan eksportir produk wig terbesar kedua di dunia di bawah Tiongkok. Tujuan ekspor utama produk rambut palsu pada periode tersebut yaitu terbesar ke Amerika Serikat (78 persen), disusul Jerman (4,55 persen), Inggris (3,71 persen), Korea Selatan (2,91 persen), dan Republik Ceko (0,91 persen).


"Saya optimis kinerja ekspor produk rambut palsu Indonesia akan terus meningkat. Saya juga berharap dan terus mendorong agar Indonesia mampu menjadi eksportir rambut palsu nomor satu di dunia. Pasar untuk produk wig Indonesia memiliki potensi sangat besar untuk dieksplorasi, termasuk ke pasar-pasar tradisional tujuan ekspor," jelas Mendag Zulhas, pada acara Pelepasan Ekspor Rambut Palsu PT Victoria Beauty Industrial di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Jumat (4/11/2022).


Pada acara pelepasan ekspor tersebut, Mendag Zulkifli Hasan menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada pimpinan PT Victoria Beauty Industrial beserta jajaran yang terus mendorong peningkatan ekspor produk rambut palsu. PT Victoria Beauty Industrial merupakan perusahaan yang strategis karena berorientasi ekspor.


Dalam acara tersebut, Mendag melakukan pelepasan ekspor ke-99 di tahun 2022 sebanyak 50.000 buah wig senilai USD100 ribu, dengan tujuan Amerika Serikat.


Mendag menyampaikan, pada periode Januari-Agustus 2022, nilai ekspor produk wig Indonesia tercatat sebanyak 7.169 ton dengan nilai sebesar USD287,7 juta. Sedikit menurun dibandingkan dengan nilai ekspor periode yang sama tahun 2021.


Negara-negara tujuan ekspor utama untuk produk rambut palsu atau wig pada periode tersebut yaitu ke Amerika Serikat (78 persen), Jerman (4,55 persen), Inggris (3,71 persen), Korea Selatan (2,91 persen), dan Republik Ceko (0,91 persen).


Sementara pada 2021, nilai ekspor produk rambut palsu Indonesia ke pasar global tercatat sebanyak 11.761 ton dengan nilai total mencapai USD421,3 juta. ***