Mentan Amran dan Agrijurno: Terbangkan Cabai Aceh, Peduli Bencana
Menteri Pertanian Amran Sulaiman memborong cabe Aceh, bukti peduli di tengah bencana banjir
EmitenNews.com. Jakarta, 31 Desember 2025. Di tengah keprihatinan nasional atas bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Sumatra sejak akhir November 2025, pemerintah menunjukkan kehadiran negara yang nyata dan konkret. Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah kepemimpinan Menteri Andi Amran Sulaiman langsung turun tangan menyerap 40 ton cabai merah dari petani di sentra produksi Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah, wilayah yang paling parah terdampak bencana.
Langkah inovatif Kementan ini merupakan tindak lanjut langsung arahan Presiden Prabowo Subianto. Beliau memerintahkan agar pesawat logistik yang mengantar bantuan kemanusiaan ke Aceh tidak pulang dalam keadaan kosong, melainkan dimanfaatkan untuk mengangkut hasil panen petani guna mempercepat pemulihan ekonomi pascabencana. Sebanyak 15 ton cabai dari total 40 ton yang diserap langsung diterbangkan menggunakan pesawat Hercules C-130 milik TNI Angkatan Udara dari Bandara Rembele, Takengon, menuju Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada 17 Desember 2025.
Mentan Amran bahkan menerima kedatangan cabai tersebut secara langsung di Halim malam itu.“Pesan saya satu: Jangan merugikan petani kita. Kalau perlu, naikkan harganya supaya petani untung. Yang penting, jangan rugi,” tegas Mentan Amran saat menyambut kedatangan cabai di Jakarta, seperti dikutip dalam berbagai sumber resmi dan video viral di media sosial yang menekankan ini sebagai “keberpihakan negara, bukan pencitraan”. Pembayaran dilakukan tunai langsung di lapangan, memastikan petani segera mendapatkan dana segar di tengah kesulitan pascabencana.
Penyaluran cabai di Jakarta dikoordinasikan ketat dengan pedagang di Pasar Induk Kramat Jati (PIKJ), pasar induk terbesar di ibu kota yang menjadi penyangga pasokan pangan nasional.Pedagang cabai di PIKJ, seperti Guntur, memberikan apresiasi tinggi atas gerak cepat Kementan. “Alhamdulillah sudah ada gerak cepat dari Kementerian Pertanian untuk tolong saudara-saudara kita yang kena bencana di Aceh,” ujarnya. Ia optimistis pasokan cabai nasional aman menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025-2026, dengan tambahan panen melimpah dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, serta Aceh sendiri.
Mentan Amran berulang kali menekankan filosofi kebijakannya: “Kita ingin semua tersenyum. Petani tersenyum karena hasil panennya terserap dengan harga layak, pedagang tersenyum karena pasokan lancar, dan konsumen tersenyum karena harga tetap stabil. Jangan ada yang berteriak salah satunya.” Inisiatif ini tidak hanya menyelamatkan pendapatan ribuan petani cabai di Dataran Tinggi Gayo, tapi juga menjadi model intervensi pemerintah yang efektif dalam menjaga stabilitas pangan nasional di tengah krisis.
Pada kesempatan itu, para jurnalis yang terhimpun dalam forum Agrijurno juga ikut terlibat untuk menjual cabe Aceh. Selama 2 hari pada tanggal 20 hingga 22 Desember, mereka sempat membuka “Bursa Murah Cabe Aceh” di Auditorium Kementan. “Seru juga kita jadi tahu betapa tidak mudah dan penuh tantangan untuk menjual cabe ini,” ujar Silvester Keda, mantan jurnalis TV One yang ikut aktif sejak awal. “Kita yang biasa mencari berita dengan mudah, sekarang kita jadi tahu, dan bisa merasakan betapa tidak gampang profesi tani itu,” lanjutnya.
Sementara itu, Herik Kurniawan, Jurnalis iNews TV menyatakan salutnya atas gebrakan Menteri Pertanian yang langsung membawa berton-ton cabe Aceh ke Jakarta. “Selain membantu petani-petani Aceh, terobosan ini juga menjadi pengendali sehingga harga cabe tidak bergejolak di saat jelang libur Nataru,” kata Herik yang hari itu ikut sibuk menimbang cabe untuk pembeli.
Di saat banyak wilayah Aceh masih berjuang dengan pemulihan infrastruktur dan trauma bencana, langkah Kementan ini menjadi sinar harapan bahwa negara benar-benar hadir di saat rakyat paling membutuhkan. Para analis ekonomi pertanian menilai, kebijakan serupa bisa diperluas untuk komoditas lain seperti kopi, sayuran, atau hortikultura lainnya yang juga terdampak di Sumatra. Dengan koordinasi lintas kementerian dan TNI, pemulihan sektor pertanian pascabencana diyakini bisa lebih cepat, sekaligus memperkuat ketahanan pangan Indonesia di masa depan. ( Be eN)
Related News
Jelang Tutup Tahun, DJP Rilis Sudah 11 Juta WP Aktivasi Coretax
Harga Emas Antam Hari ini Tetap di Rp2.501.000 per Gram
Ekonom: Perlu Evaluasi Ulang Kebijakan Sebelum Implementasi B50
Menteri Rosan Ungkap, Realisasi Investasi 2025 Tembus Rp1.905 Triliun
BI Rate 2025 vs 2024, Bagaimana Arah Kebijakan Bank Indonesia di 2026?
Wamenkeu: APBN di Daerah Harus Berorientasi pada Dampak dan Manfaat





