EmitenNews.com - Eropa mulai menjadikan Indonesia sebagai salah satu tujuan investasi alternatif. Lihat saja. Belanda dan Swiss yang kian sering masuk 10 besar negara dengan realisasi investasi terbesar ke Tanah Air pada semester I tahun 2021. Di luar itu, Korea Selatan, Jepang, dan China, saat ini juga mulai berkompetisi sengit untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Dalam diskusi daring di Jakarta, Rabu (29/9/2021), Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebutkan, Belanda dan Swiss yang kian sering masuk 10 besar negara dengan realisasi investasi terbesar ke Tanah Air pada semester I tahun 2021. Pada triwulan I tahun 2021, Swiss masuk lima besar dengan realisasi investasi sebesar USD470 juta.
Pada semester I tahun 2021, Belanda peringkat keempat realisasi investasi terbesar ke Indonesia dengan nilai USD1,3 miliar. Sedangkan Swiss di posisi kesembilan dengan nilai investasi sebesar USD500 juta.
"Saat kami mengkaji data lewat kantor perwakilan kami di Eropa, sekarang Belanda memang mulai meningkat, ketika Inggris keluar dari Eropa. Ini yang terjadi," ucap Bahlil Lahadalia.
Selain negara-negara di Eropa, raksasa di Asia, Korea Selatan, Jepang, dan China, saat ini juga mulai berkompetisi sengit untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Ketiganya masuk daftar 10 besar investor di Tanah Air selama Januari sampai Juni 2021. China di peringkat ketiga senilai USD1,7 miliar, Korea Selatan pada posisi kelima USD1,1 miliar, dan Jepang di urutan keenam yaitu USD1 miliar.
Bagusnya, menurut Menteri Bahlil Lahadalia, pihaknya tidak pernah membedakan negara asal investor. Dengan begitu semuanya sama-sama dilayani dengan baik dan diatur dengan undang-undang yang berlaku.
Sebelumnya, di depan para investor Eropa, Menteri Bahlil Lahadalia menegaskan Indonesia tengah mendorong hilirisasi industri lewat investasi. Mantan ketua umum Hipmi ini menyebutkan, Indonesia tak ingin lagi menjadi pengekspor bahan baku.
"Indonesia hari ini masuk pada fase, dalam investasi mulai terjadi pergeseran. Dulunya kami ekspor bahan baku, sekarang kami mulai mendorong hilirisasi industri," kata Bahlil Lahadalia, dalam Investment Dialogue on the "Post Pandemic Economic Recovery: Attracting Investment through Structural Reform" yang digelar daring oleh Eurocham dan Kementerian Investasi/BKPM, Selasa (21/9/2021). ***
Related News
Mobil Baru Mahal,Gaikindo Ungkap Yang Bekas Penjualannya Meningkat
Distribusi Reksa Dana MONI II Kelas Income 2, Bank DBS Kolaborasi MAMI
IFG Gelar Research Dissemination 2024, Hadirkan Dosen Sejumlah PT
Sampai 19 November Rupiah Melemah 0,84 Persen dari Bulan Sebelumnya
BI Kerahkan Empat Instrumen untuk Jaga Stabilitas Rupiah
Membaik, Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan II Surplus USD5,9 Miliar