Merger GoTo-Grab dan Isu Keterlibatan Danantara, Mari Dengar Rosan
Ilustrasi isu merger antara PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk dan Grab Holdings. Dok. BeritaSatu.
EmitenNews.com - Sejauh ini Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara belum memastikan keterlibatannya dalam rencana merger antara PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk dan Grab Holdings. Chief Executive Officer BPI Danantara Rosan Perkasa Roeslani menyebut proses internal dua perusahaan teknologi itu masih berjalan.
Bos Danantara Rosan Perkasa Roeslani mengemukakan hal tersebut kepada wartawan seusai menghadiri Kompas100 CEO Forum di ICE BSD, Rabu (26/11/2025).
Sementara itu, Chief Investment Officer BPI Danantara Pandu Sjahrir menyatakan Danantara mengikuti arahan pemerintah terkait rencana penggabungan dua perusahaan teknologi tersebut.
“Kalau soal penggabungan GoTo dan Grab kita serahkan ke perusahaan masing-masing. Pemerintah juga sudah memberikan masukan, kita pasti ikuti,” kata Pandu Sjahrir usai pembukaan Bulan Fintech Nasional 2025 di Jakarta, Selasa (11/11/2025).
Danantara menurut Pandu, mendengarkan arahan pemerintah sambil memantau proses bisnis dua perusahaan itu. Ponakan Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan menilai kebutuhan utama dari potensi konsolidasi ialah menjaga hubungan business-to-business yang sehat.
“Kita tentu mendengarkan masukan pemerintah. Tapi kita harus fokus B2B antara kedua perusahaan itu,” ujarnya lagi.
Isu merger GoTo dan Grab pertama kali mencuat pada Februari 2020
Sesungguhnya isu merger GoTo dan Grab itu, sudah lama terdengar. Rumor itu pertama kali mencuat pada Februari 2020. Lalu, muncul kembali pada Februari 2024 dan kembali menguat sejak awal Februari 2025.
Dalam pernyataan sejumlah analis, penggabungan dua raksasa teknologi tersebut berpotensi menabrak regulasi antimonopoli. Euromonitor International memproyeksikan kombinasi Grab dan GoTo bisa menguasai hampir 90 persen pangsa pasar di Singapura dan lebih dari 91 persen di Indonesia.
Dokumen keterbukaan informasi GoTo, pada 24 November 2025 mencatat perubahan besar dalam struktur manajemen perusahaan. GoTo menerima pengunduran diri Sugito Walujo dari posisi Direktur Utama. GoTo menominasikan Hans Patuwo sebagai Direktur Utama dan Chief Executive Officer.
Nominasi itu dibawa ke Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada 17 Desember 2025. GoTo menjelaskan suksesi ini disiapkan untuk menjaga stabilitas, kesinambungan strategi, dan eksekusi operasional saat perusahaan masuk fase pertumbuhan menuju profitabilitas berkelanjutan.
Hans Patuwo memiliki pengalaman hampir delapan tahun di Gojek, GoPay, dan GoTo. Ia pernah menjabat Chief Operating Officer sejak 2018 dengan fokus pada operasional mitra pengemudi. Ia juga memimpin GoTo Financial sebagai Presiden.
Dalam posisi terakhir sebagai COO dan Presiden On-Demand Services, Hans Patuwo memimpin operasional ekosistem GoTo melalui disiplin operasional berbasis data. Dokumen yang sama mencatat pengunduran diri Ade Mulyana dari posisi Direktur. Dua komisaris, Pablo Malay dan Winato Kartono, juga mengundurkan diri karena alasan pribadi dan keluarga.
Selanjutnya, GoTo menominasikan Andre Soelistyo dan Santoso Kartono sebagai komisaris baru untuk memperkuat fungsi pengawasan dan tata kelola perusahaan.
Dalam pernyataannya GoTo menegaskan perubahan manajemen itu tidak berdampak pada operasional, kondisi hukum, posisi keuangan, atau kelangsungan usaha perusahaan.
Telkom dan Telkomsel berinvestasi Rp6,4 triliun untuk memiliki saham GoTo
Sebelumnya Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyinggung soal keterlibatan Danantara dalam proses penggabungan GoTo-Grab. Namun, ia belum merinci peran pengelola BUMN itu.
Related News
Bank Mandiri Perkuat Strategi Pembiayaan Sektor Energi Terbarukan
Program BPBL Targetkan Elektrifikasi 5.758 Desa Belum Berlistrik
Produk Olahraga Indonesia Makin Kuat di Pasar Internasional
Wamenkeu: SMV Tak Semata Bertugas Cari Untung
BRI Gencar Edukasi Nasabah Cegah Kejahatan Siber
BRI Dukung UMKM Cianjur, Limbah Kayu Jadi Peluang Global





