Milestone Penting Cinema XXI, Siapkan Strategi Ekspansif Incar Dana IPO Rp2,25 Triliun
Kiri- Kanan: Head of Investment Banking Indonesia JP Morgan Sekuritas Edmond, Komisaris Independen PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk Ongki Wanadjati Dana, Komisaris PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk Sacheen Harris Lasmana, Komisaris Utama PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk Suryo Suherman, Komisaris PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk Harris Lasmana, Founder PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk Benny Suherman, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna, Direktur Utama PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk Hans Gunadi, Direktur PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk Arif Suherman, Direktur Utama PT Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana, Presiden Direktur PT Indo Premier Sekuritas Moleonoto The, Komisaris Independen PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk Mohammad Noor Rachman Soejoeti. dok. ist.
EmitenNews.com - Ini milestone penting yang dicanangkan PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (Cinema XXI). Pemimpin industri bioskop dan merupakan tujuan populer para pecinta film di Indonesia itu, resmi menjadi perusahaan terbuka. Sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham CNMA pada Rabu (2/8/2023). Cinem XXI mengincar dana IPO Rp2,25 triliun.
Cinema XXI menerbitkan 8.335.000.000 (delapan miliar tiga ratus tiga puluh lima juta) saham baru yang dikeluarkan dari portepel perusahaan atau 10,0% dari modal ditempatkan dan disetor setelah penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO). Harga penawaran Rp270 untuk setiap lembar saham. Dari keseluruhan proses IPO, Cinema XXI mengumpulkan total dana Rp2,25 triliun.
Sekitar 65% dari dana hasil IPO setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan untuk pendanaan belanja modal pengembangan jejaring bioskop Cinema XXI di Indonesia. Cinema XXI berencana untuk menambah jumlah layar sekitar 10% per tahun hingga lima tahun ke depan yang tersebar di berbagai lokasi di seluruh Indonesia.
Kemudian, sekitar 15% dana bersih yang diperoleh dari IPO akan digunakan untuk modal kerja, termasuk pembelian barang dan jasa dalam rangka mendukung kegiatan usaha Cinema XXI. Sisanya, sekitar 20% untuk pembayaran lebih awal sebagian pokok utang bank Cinema XXI.
Direktur Utama PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk, Hans Gunadi mengungkapkan, Rabu ini, Cinema XXI memulai sebuah milestone penting, yakni menjadi perusahaan terbuka yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Selama 35 tahun berkarya, Cinema XXI berhasil melewati beragam krisis, baik ekonomi, politik, dan yang baru saja kita lewati bersama, pandemi Covid-19.
Pertumbuhan kinerja baik
Saat ini, dengan pertumbuhan kinerja yang baik, dan berdasarkan Survei oleh Euromonitor International di awal tahun 2023, Cinema XXI menjadi operator jaringan bioskop terbesar di Indonesia dalam hal pendapatan gross box office, jumlah penonton, dan juga jumlah layar.
"Dengan prospek peningkatan jumlah masyarakat berpenghasilan menengah dan kondisi demografi yang terus meningkat, serta semangat untuk terus memberikan layanan hiburan menonton film dengan kualitas terbaik, tanpa kompromi dan harga yang terjangkau, kami yakin inilah saat yang tepat untuk melaksanakan IPO dan menjadi perusahaan publik,” ujar Direktur Utama PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk, Hans Gunadi.
Optimisme Cinema XXI akan prospek pertumbuhan industri bioskop di Indonesia tecermin dari minat investor pada masa penawaran awal pada 10 – 14 Juli 2023 dan masa penawaran umum yang telah berlangsung pada tanggal 27 – 31 Juli 2023 lalu. Menurut Direktur Utama Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana, saham IPO Cinema XXI mengalami kelebihan permintaan atau oversubscription.
Minat investor dalam penjatahan terpusat atau pooling tranche sangat tinggi. Itu sebabnya terjadi kelebihan permintaan atau oversubscription terhadap saham Cinema XXI hingga 25,7 kali. Oleh karena itu, pooling allocation mengalami peningkatan dari 2,5% menjadi 12,5% dari seluruh jumlah saham yang ditawarkan dalam IPO Cinema XXI sebagai dampak dari oversubscription tersebut.
“Kami menyambut baik dan mengapresiasi respon positif dari para investor. Pendanaan dari IPO akan memperkuat permodalan dan mendukung perluasan jejaring bioskop Cinema XXI. Selain itu, IPO akan menjadi momentum bagi Cinema XXI untuk menjadi perusahaan publik dengan Tata Kelola Perusahaan (GCG) yang baik dan meneguhkan komitmen kami terhadap Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola (ESG), termasuk mengokohkan komitmen kami dalam mengembangkan industri film Tanah Air,” ujarnya.
Kinerja keuangan yang solid
Selama lebih dari tiga dekade, komitmen dan kerja sama keluarga besar Cinema XXI menjadi kunci dalam mengatasi berbagai tantangan, termasuk pandemi Covid-19. Kerja keras dan komitmen tersebut telah membawa pemulihan pendapatan yang kuat menuju level sebelum Covid-19.
Cinema XXI membukukan pendapatan sebesar Rp4,40 triliun pada tahun 2022 atau setara dengan 64% perolehan pendapatan pada 2019 sebesar Rp6,89 triliun, sementara Cinema XXI baru kembali beroperasi dengan kapasitas penuh pada Mei 2022.
Pada kuartal pertama 2023, pendapatan Cinema XXI meningkat sebesar Rp247,6 miliar atau 39,0%, menjadi Rp883,2 miliar dari sebelumnya sebesar Rp635,6 miliar untuk periode yang sama tahun 2022.
Peningkatan tersebut disebabkan oleh kenaikan pendapatan yang dihasilkan oleh kegiatan usaha bioskop, makanan dan minuman, iklan dan kegiatan usaha lainnya. (Eko Hilman). ***
Related News
IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik 0,77 Persen, Telisik Detailnya
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha