EmitenNews.com - PT Ajaib Sekuritas merupakan salah satu lini bisnis dari Ajaib Group yang berdiri pada 2018. Selain itu, Ajaib Group punya portofolio anak usaha PT Takjub Teknologi Indonesia (Ajaib Reksa Dana) yang didirikan pada 2019. Ajaib Sekuritas sebelumnya bernama PT Primasia Unggul Sekuritas, perusahaan perantara efek yang diakuisisi oleh Ajaib Group pada Mei 2020. 


Adapun, Primasia Unggul Sekuritas didirikan pada 1989 dan telah memperoleh izin sebagai perantara perdagangan efek dari Bursa Efek Indonesia (BEI).


Ajaib resmi menjadi unicorn ke-7 di Indonesia. Peningkatan status terjadi setelah perusahaan teknologi finansial (fintech) bidang investasi saham dan reksa dana itu menggalang dana Seri B senilai USD153 juta atau setara Rp 2,18 triliun dari DST Global. 


Co-Founder & CEO Ajaib Group Anderson Sumarli mengatakan status unicorn diperoleh hanya dalam waktu kurang dari tiga tahun. Dengan demikian, Anderson mengklaim perusahaannya menjadi startup tercepat yang meraih status unicorn di Asia Tenggara. "Pendanaan kali ini membuat Ajaib sudah mengumpulkan US$ 243 juta atau Rp 3,46 triliun hanya pada 2021," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (4/10).


PT Ajaib Sekuritas Asia mampu membalikkan posisi rugi bersih Rp 2,5 miliar pada semester I-2020 menjadi laba bersih Rp 4,54 miliar pada semester I-2021. Salah satu penyokong keajaiban tersebut adalah pendapatan transaksi saham yang meningkat signifikan. Berdasarkan laporan keuangan, Ajaib Sekuritas mengantongi pendapatan Rp 30,58 miliar pada enam bulan pertama tahun ini. Pendapatan tersebut naik hingga 12,69% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 239,02 juta. 


Pendapatan Ajaib Sekuritas ditopang oleh pendapatan dari aktivitas transaksi bursa yang mencapai Rp 64,14 miliar pada semester I-2021. Jumlah tersebut juga naik signifikan 14.443% dibanding semester I tahun lalu yang hanya Rp 441,05 juta.


Kenaikan transaksi tersebut, membuat biaya transaksi ikut membengkak. Pada semester I-2021, Ajaib Sekuritas harus menanggung biaya transaksi Rp 33,56 miliar atau membengkak 16,51% dari Rp 202,03 juta pada semester I tahun lalu. Secara umum, jumlah beban usaha Ajaib Sekuritas juga ikut membengkak. Pada enam bulan pertama tahun ini mencapai Rp 26,46 miliar atau tumbuh 691% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 3,34 miliar. 


Namun, Ajaib sekuritas mampu membukukan laba usaha Rp 4,12 miliar, sedangkan periode sama tahun lalu catatkan rugi usaha Rp 3,1 miliar. Berdasarkan laporan keuangan tersebut, jumlah aset Ajaib Sekuritas mencapai Rp 741,76 miliar per Juni 2021, atau melonjak hingga 64,12% dari Rp 451,96 miliar per Desember 2020. 


Sementara itu, jumlah liabilitas ikut meningkat 67,57% dari Rp 422,14 miliar menjadi Rp 707,39 miliar. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), Ajaib Sekuritas memiliki modal kerja bersih disesuaikan (MKBD) Rp 236 miliar pada September 2021 atau meroket hingga 810% dari periode sama tahun lalu Rp 25,91 miliar. 


Peningkatan aktivitas perdagangan melalui Ajaib Sekuritas juga terlihat dari nilai transaksi yang meningkat drastis. Pada Agustus 2021, nilai transaksi melalui Ajaib Sekuritas mencapai Rp 8,61 triliun, dibandingkan Agustus 2020 yang hanya Rp 264,69 miliar. 


Nilai transaksi melalui Ajaib Sekuritas mulai tembus angka Rp 1 triliun pada November 2020, tepatnya Rp 1,46 triliun. Padahal pada bulan sebelumnya hanya Rp 720,98 miliar atau mengalami kenaikan 102,63%.