MK Putuskan Sistem Pemilu Tetap Proporsional Terbuka, Seorang Hakim Dissenting Opinion
Mahkamah Konstitusi memutuskan sistem pemilu tetap proporsional terbuka. dok. Jawa Pos Group.
Dalam gugatannya, para penggugat menilai sistem proporsional terbuka membawa lebih banyak keburukan. Pasalnya, calon legislatif dari satu partai akan saling sikut untuk mendapatkan suara terbanyak.
Di luar itu, menurut para penggugat sistem itu juga memunculkan politik uang karena caleg berebut mendapatkan nomor urut paling kecil. Hal itu membuat kader partai yang lebih berpengalaman kalah dengan mereka yang populer dan punya modal besar.
Dalam pertimbangan putusannya, Mahkamah mempertimbangkan implikasi dan implementasi penyelenggaraan pemilu tidak semata-mata disebabkan oleh pilihan sistem pemilu. Hakim konstitusi Sadli Isra mengatakan dalam setiap sistem pemilu terdapat kekurangan yang dapat diperbaiki dan disempurnakan tanpa mengubah sistemnya.
Sadli Isra menyebutkan, perbaikan dan penyempurnaan dalam penyelenggaraan pemilu dapat dilakukan dalam berbagai aspek, mulai dari kepartaian, budaya politik, kesadaran dan perilaku pemilih, hingga hak dan kebebasan berekspresi. ***
Related News
Stok Beras Bulog 1,6 Juta Ton, Presiden Sebut Harga Pangan Makin Turun
Hasil Survei: Mayoritas Pemudik Lebih Suka Naik Kereta Api
Kurangi Praktik Oligopoli, Sultan Dukung Kehadiran Industri PKS Mini
Usai Jalani Pemeriksaan Selama 7 Jam, Bupati Sidoarjo Ditahan KPK
Di LBM PWNU Jabar, Ketua DPD Bedah Status Jakarta dan Poros Maritim
Indeks Ketimpangan Gender (IKG) Indonesia Turun Menjadi 0,447