EmitenNews.com - PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) mengumumkan memperoleh Outlook rating ‘Positif’ dari Moody’s setelah lembaga pemeringkat tersebut mengkaji ulang kinerja bisnis Perusahaan, posisi finansial, dan likuiditas. Sebelumnya, LPKR diberikan rating ‘Stable’. 

 

Pada 9M21, LPKR melaporkan pendapatan naik sebesar 44% menjadi Rp10.9 trilliun dan EBITDA naik 84% menjadi Rp2.9 triliun. Jika angka ini disesuaikan dengan dampak konsolidasi LMIRT pada 1Q21, pendapatan inti Perusahaan naik 28,6% menjadi Rp9.8 triliun dan EBITDA naik 43,9% menjadi Rp2,3 triliun. 

 

Ditengah pandemi Covid-19, bisnis real estat naik 26% menjadi Rp3,0 triliun dari Rp2,4 triliun. Baiknya kinerja Perusahaan pada lini bisnis properti juga didukung oleh pencapaian pra penjualan yang terus melampaui target Perusahaan. Pada 3Q21 contohnya, pra penjualan yang mencapai Rp1,6 triliun membawa pencapaian pra penjualan 9M21 menjadi Rp3.9tr (+71% YoY) dan merepresentasikan 93% target pencapaian pra penjualan FY21 yang sempat direvisi naik menjadi Rp4,2 triliun. 

 

Moody’s mencatat kemungkinan menaikkan rating LPKR jika arus kas operasi pada level perusahaan holding berada di area positif dan perusahaan tidak bergantung kepada penjualan aset, serta rasio hutang menunjukkan perbaikan. Ke depannya Perusahaan bertujuan untuk memperbaiki rasio hutang terhadap EBITDA yang dapat dicapai melalui pembayaran hutang atau pertumbuhan EBITDA. Berdasarkan antisipasi perbaikan performa mall dan hotel pada FY22, Perusahaan memperkirakan kemungkinan perbaikan dalam rasio ini. 

 

Peringkat Perusahaan tetap B3, sedangkan perubahan Outlook menjadi "Positif” merupakan bukti perbaikan arus kas operasi Perusahaan holding melalui pertumbuhan yang kuat pada pra penjualan, penyelesaian proyek yang sedang berjalan, dividen anak perusahaan serta negosiasi ulang biaya subsidi sewa yang produktif. Lebih lanjut Moody’s mencatat bahwa posisi kas Perusahaan cukup untuk menutupi biaya selama 18 bulan ke depan, tanpa bergantung pada penjualan aset.

 

Moody’s mencatat bahwa mereka telah meningkatkan target pra penjualan LPKR untuk tahun FY21 sebesar 34% menjadi Rp4,7 triliun (dari Rp3,5 triliun) karena pencapaian pra penjualan hingga 10M21 telah mencapai Rp4,4 triliun. Selanjutnya, Moody’s menetapkan target pra penjualan FY22 sebesar Rp5,2 triliun yang mencerminkan keyakinan akan keberlanjutan bisnis residensial dengan harga terjangkau milik Perusahaan.

 

Moody’s menekankan perbaikan yang terus terlihat pada likuiditas perusahaan holding yang juga menandakan kecukupan likuiditas selama 12-18 bulan ke depan. Sampai dengan 9M21, Perusahaan melaporkan posisi kas perusahaan holding ada di posisi Rp2,3 triliun.