EmitenNews.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim mendorong daerah, dan sekolah untuk menyelenggarakan pembelajaran tatap muka (PTM). Karena masih suasana pandemi Covid-19, PTM harus dengan protokol kesehatan yang ketat. Ia memastikan, kalau sekolah terus dibiarkan menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akan menimbulkan ketimpangan di dunia pendidikan, yang akan merugikan generasi bangsa.
Dalam keterangannya yang dikutip Rabu (29/9/2021), Nadiem Makarim mengungkapkan pandemi Covid-19 meningkatkan ketimpangan dalam dunia pendidikan, terutama dalam bidang numerasi, literasi, dan karakter. Pandemi menurut dia, memperparah kesenjangan ini terutama dengan adanya hambatan akses internet dan ketersediaan gawai untuk belajar.
"Kami menemukan kemungkinan kita kehilangan 0,8 sampai 1,2 tahun belajar. Seolah satu generasi kehilangan hampir setahun, ini kami dalami dan kaji melihat dampaknya seperti apa, apakah permanen atau tidak," kata Nadiem Makarim.
Kekhawatirannya adalah jika pembelajaran jarak jauh terus berlangsung, bukan hanya kehilangan pembelajaran yang dialami siswa, melainkan juga dampak psikis. Pasalnya, selama PJJ berlangsung di masa pandemi Covid-19, banyak daerah yang tidak memiliki akses internet ikut melakukan PJJ. Itu berarti, tidak ada pembelajaran sama sekali bagi para siswa.
"Saya marah kalau ada daerah yang koneksi internet tidak ada. Gawai tidak ada, dan mereka diperbolehkan saja melakukan PJJ. Artinya tidak sekolah. Harusnya mereka tidak melakukan itu. Kalau tidak bisa PJJ seharusnya dicarikan solusi PTM dari dulu. Ini perjuangan baru kita," kata Nadiem.
Saat ini 40 persen sekolah di Indonesia telah melakukan sekolah tatap muka, dia menegaskan angka ini masih kecil dibandingkan yang seharusnya. Kalau tidak mau ketinggalan, kata dia, anak-anak harus tatap muka dengan protokol kesehatan yang teraman yang bisa dilakukan di masing-masing daerah.
Potensi ketertinggalan dunia pendidikan ini terutama pada tingkat SD dan PAUD, yang sangat membutuhkan interaksi langsung dengan PTM. Jika sekolah-sekolah tidak dibuka, dampaknya bisa jangka panjang dan berlangsung permanen, apalagi siswa SD dan PAUD masih belum bisa menerima vaksin. ***
Related News
Ini Peran PTPP Dalam Percepatan Penyelesaian Jalan Tol Jelang Nataru
Keren Ini! Rencana Menaker, Gelar Bursa Kerja Setiap Pekan
JK Apresiasi Pembangunan Gedung Baru 15 Lantai FEB Unhas
November Ini, Desk Judi Online Ajukan 651 Pemblokiran Rekening Bank
Komisi III DPR Pilih Komjen Setyo Budiyanto Ketua KPK 2024-2029
Korupsi Pengadaan APD Covid-19, Tersangka Beli Pabrik Air Minum Rp60M