EmitenNews.com - Bank Permata (BNLI) semester pertama 2024 mencatat laba bersih Rp1,5 triliun. Melejit 8,7 persen dari episode sama tahun lalu sebesar Rp1,4 triliun. Itu didukung penyaluran kredit Rp151,4 triliun, dan pengelolaan kualitas aset makin solid. 

“Walau terdampak ketidakpastian ekonomi global, kinerja tetap positif. Peningkatan kinerja disertai  strategi penerapan manajemen biaya disiplin, dan efisiensi operasional optimal melalui digitalisasi. Memasuki tahun keempat bersama Bangkok Bank, PermataBank tumbuh dan memberi nilai secara luas,” tutur Meliza M. Rusli, Direktur Utama PermataBank.

Total aset tercatat Rp258,4 triliun, tumbuh 2,8 persen dibanding periode sama tahun lalu. Penyaluran kredit surplus 10,2 persen menjadi Rp151,4 triliun, terutama didorong kenaikan penyaluran kredit terhadap segmen korporasi 17,3 persen. Rasio Loan-to-Deposit (LDR) menjadi 78,2 persen dari posisi sama tahun lalu 73,3 persen. 

Rasio NPL-Gross Permata Bank 2,4 persen, dan Loan at Risk (LAR) 7,8 persen, makin membaik dibanding fase sama tahun lalu. Rasio NPL coverage 337,9 persen, dan rasio LAR coverage 103,2 persen. Penyelesaian kredit bermasalah tetap diupayakan melalui restrukturisasi, litigasi, dan penjualan aset. 

Sebagai hasil dari penerapan manajemen biaya lebih disiplin, dan terdigitalisasi, perseroan berhasil menjaga rasio Cost to Income (CIR) pada level 49,6 persen dibanding akhir 2023 sebesar 51,5 persen. Total simpanan nasabah tercatat Rp191,8 triliun, naik 3,4 persen dibanding edisi sama 2023, dengan rasio CASA terjaga stabil 56,3 persen.

Sisi permodalan, rasio CAR 35,4 persen, dan CET-1 Bank Permata 26,6 persen. Struktur permodalan Permata Bank, salah satu yang terkuat di antara bank komersial terbesar Indonesia, menjadi modal untuk prospek pertumbuhan usaha lebih luas di masa depan, baik pertumbuhan secara organik atau anorganik. (*)