Optimistis Songsong 2022, Modern Internasional (MDRN) Fokus Genjot Sektor Ini
EmitenNews.com - PT Modern Internasional (MDRN) memperkuat diversifikasi bisnis tahun depan. Itu dilakukan untuk menggenjot performa. Maklum, selama pandemi Covid-19 melanda, kinerja perseroan tertekan.
Modern Internasional telah merambah bisnis barang konsumen pada 2021 melalui distribusi minuman kesehatan berbasis susu. Manajemen Modern Internasional optimistis tahun depan usaha distribusi minuman kesehatan berbasis susu bakal terus meningkat. ”Kami terus perbaiki kualitas produk,” tulis Manajemen Modern Internasional, Senin (27/12).
Modern Internasional memiliki pasokan barang cukup dan selalu tersedia, jaringan distribusi makin rapat, fokus dari Jabodetabek, Pulau Jawa, disusul Pulau Sumatera, Pulau Bali, dan Pulau Kalimantan. Kegiatan usaha distribusi susu mulai sejak Juli 2021 setelah mendapat hak distribusi dari PT Zehat Internasional, dan PT Nusantara Agri Sejati sebagai pemilik dan produsen produk minuman berbasis susu tersebut.
Produk yang didistribusikan Modern Internasional berupa minuman berbasis susu kedelai dengan merek Soylicious, dan Soydrink. Sedang produk yang diproduksi PT Nusantara Agri Sejati berupa minuman kesehatan berbasis susu sapi segar, dan murni bermerek Asia Milk dan Asia Panda.
Bisnis utama Modern Internasional yaitu penyedia solusi manajemen dokumen berbasis IT, security, dan networking masih tertekan di sepanjang 2021. Modern Internasional melalui anak usaha yaitu PT Modern Data Solusi (MDS), pemegang hak distributor produk RICOH di Indonesia seperti MFP (Multi Function Printer) dan Interactive Whiteboards (IWBs).
Selain itu, MDS juga menyediakan produk DTG (Direct to Garment), dan sejumlah layanan jasa dalam hal manajemen dokumen dan IT. Berdasar laporan keuangan per 30 September 2021, Modern Internasional membukukan pendapatan senilai Rp57,94 miliar atau turun 14,50 persen secara tahunan dari sebelumnya Rp67,77 miliar.
Pendapatan dari divisi makanan dan minuman tercatat senilai Rp1,4 miliar. Sedangkan pendapatan dari produk percetakan (Ricoh) turun 16,6 persen secara tahunan menjadi Rp56,5 miliar.
Penurunan sejumlah beban seperti beban operasi turun 28 persen menjadi Rp10,2 miliar menjadi salah satu faktor membuat rugi Modern Internasional menyusut menjadi Rp9,93 miliar dibandingkan rugi pada periode sama tahun lalu Rp35,05 miliar. (*)
Related News
Komisaris IPCM Beli Saham Harga Rp272 per Lembar, Ini Tujuannya
Bos CAKK Tambah Saham Lagi, Kali Ini Rp149 Per Lembar
Bos Sido Muncul (SIDO) Sabet Penghargaan Ini
Mitra Tirta Buwana (SOUL) Dapat Restu Ganti Pengurus
OJK dan Satgas PASTI Luncurkan Penanganan Penipuan Transaksi Keuangan
Transcoal (TCPI) Siapkan Capex Rp700M di 2025, Ini Peruntukannya