EmitenNews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhir perdagangan Senin, 11 November 2024 susut 0,28 persen menjadi 7.266.4. Koreksi IHSG dipimpin saham-saham sektor properties & real estate 1,83 persen, dan industrials 1,63 persen. Sementara itu, asing membukukan net sell Rp1,55 triliun di pasar reguler.

Saham-saham paling banyak dijual seperti BBRI, BBCA, ADRO, TLKM, dan BMRI. Katalis negatif IHSG datang dari pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD), rilis data nilai total pinjaman bank China diberikan kepada konsumen, dan bisnis Oktober 2024 lebih buruk dari konsensus CNY500 miliar vs CNY770 miliar.

Lalu, stimulus tidak sesuai ekspektasi pasar (paket stimulus lima tahun senilai USD1,4 triliun untuk mengatasi masalah-masalah utang pemerintah lokal, sehingga meragukan kalau hal tersebut cukup untuk menstimulasi pertumbuhan secara signifikan. 

Sementara itu, mayoritas indeks utama Wall Street ditutup menguat. Pasar berekspektasi positif menjelang pidato beberapa pejabat The Fed, dan rilis data inflasi Amerika Serikat edisi Oktober 2024, faktor penting yang memengaruhi prospek suku bunga acuan. 

Pagi ini, bursa Asia, telah diperdagangkan melemah. Indeks Nikkei 225 menguat 0,54 persen, dan Indeks Kospi susut 0,97 persen. Secara teknikal, candle terakhir IHSG berbentuk hammer (reversal pattern) dengan lower shadow cukup panjang, dan indikator stochastic golden cross pada area oversold. 

Itu artinya IHSG berpeluang besar bergerak bervariasi dengan kecenderungan menguat. Sepanjang perdagangan hari ini, Selasa, 12 November 2024, IHSG diproyeksi bergerak bervariasi dengan kecenderungan menguat pada support level 7.182, dan resistance level 7.386. 

Berdasar data dan fakta itu, Reliance Sekuritas menyarankan para pelaku pasar untuk menjala sejumlah saham berikut. Antara lain Amman Mineral (AMMN), Bank Panin (PNBN), Japfa Comfeed (JPFA), dan Energi Mega Persada (ENRG). (*)