Oversubscribed 179 Kali, Listing Perdana Adaro Minerals (ADMR) Langsung ARA
EmitenNews.com - PT Adaro Minerals Indonesia Tbk atau AMI (ADMR) menuntaskan proses penawaran umum sahamnya (IPO) dan resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini dengan kelebihan pemesanan atau oversubscribed hingga 179 kali dari penjatahan terpusat.
Pada pencatatan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia, saham ADMR disambut aksi beli oleh para investor. Itu terlihat dari lonjakan harga yang menyentuh level tertinggi hingga ARA dengan kenaikan 35 persen atau 35 poin dari harga perdana Rp100 per saham. Lonjakan itu ditopang oleh volume sebanyak 18,53 juta, nilai transaksi mencapai Rp2,55 miliar dan frekuensi sebanyak 847 kali hingga pukul 09:02 WIB.
Respons pasar yang baik dan tingginya minat investor pada IPO ini membuktikan kepercayaan investor terhadap kinerja dan prospek bisnis AMI di masa depan. Pada IPO ini, dan karena adanya kelebihan pemesanan tersebut, AMI telah menawarkan sebanyak 16,37% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum kepada masyarakat. AMI merupakan perusahaan di bawah naungan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan merupakan perusahaan pertama di bawah AE yang tercatat di BEI.
AMI bergerak di bidang usaha pertambangan batu bara metalurgi melalui perusahaan anak. Dalam menjalankan usahanya AMI beserta perusahaan anaknya didukung dengan rantai pasokan yang terintegrasi dari tambang hingga ke stockpile dan area transshipment. Melalui IPO ini, AMI berharap dapat terus mengembangkan bisnisnya dan menciptakan nilai maksimum dari aset-aset yang dimiliki. Saat ini AMI merupakan produsen batu bara kokas keras premium atau premium hard coking coal pertama dan satu-satunya di Indonesia.
Sesuai dengan prospektus, sekitar 58,83% dari dana yang diperoleh dari penawaran umum ini setelah dikurangi biaya-biaya emisi dan pengeluaran tertentu yang berhubungan dengan penawaran umum ini, akan digunakan untuk keperluan pemberian pinjaman kepada perusahaan anak, PT Maruwai Coal (MC), untuk belanja modal antara lain perbaikan dan peningkatan kapasitas infrastruktur pertambangan batu bara serta infrastruktur pendukung, seiring dengan meningkatnya produksi batu bara dan biaya eksplorasi dalam rangka keperluan pengembangan teknik penambangan di Lampunut dalam kurun waktu tahun 2022 sampai dengan 2023. Sisanya akan digunakan untuk membayar kembali sebagian pokok atas pinjaman AMI dari AE.
Presiden Direktur AMI, Iwan Dewono Budiyuwono, mengatakan “Kami berterima kasih kepada para investor atas antusiasme dan dukungannya pada IPO AMI. Kami yakin bahwa portofolio aset-aset kelas dunia yang dimiliki AMI, komitmen akan keunggulan operasional, dedikasi terhadap keberlanjutan dan penciptaan nilai, kecakapan sumber daya manusianya, serta reputasi Grup Adaro akan terus mendukung kinerja AMI dan rencana serta strateginya untuk masa depan. AMI saat ini merupakan produsen batu bara kokas keras pertama dan satu-satunya di Indonesia. Batubara kokas keras merupakan salah satu bahan baku utama dalam produksi baja. Pertumbuhan ekonomi, aktivitas konstruksi, dan urbanisasi akan terus menyokong permintaan baja global.”
Iwan menambahkan “Melalui IPO ini, AMI berharap untuk dapat terus meningkatkan kinerja operasional dan kinerja lingkungan, sosial dan tata kelola perusahaan (environmental, social, and governance atau ESG). Pengelolaan lingkungan, pengembangan komunitas, serta tata kelola perusahaan merupakan bagian tak terpisahkan dari kegiatan usaha AMI. Sejak awal beroperasi, AMI menerapkan standar ESG tingkat dunia sesuai dengan arahan dari AE. Kami juga berharap kehadiran AMI dapat memenuhi kebutuhan akan bahan baku pembuatan baja di dalam negeri dan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
AMI bergerak di bidang usaha pertambangan batu bara metalurgi melalui perusahaan anak. Masing-masing dari lima perusahaan anak AMI mempunyai konsesi tambang berdasarkan PKP2B yang berlokasi di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Penjualan batubara sampai dengan 8M21 mencapai 1,4 juta ton (Mt). AMI memiliki basis cadangan dan sumber daya batu bara yang besar, mencapai 170,7 Mt cadangan dan 980 Mt sumber daya, yang membuka lebar peluang pertumbuhan bagi AMI. Sejauh ini AMI melalui perusahaan anak telah mengoperasikan dua konsesi PKP2B, yaitu melalui PT Lahai Coal (LC) dan PT Maruwai Coal (MC).
MC merupakan satu-satunya konsesi yang menjalankan aktivitas produksi dan memproduksi batu bara kokas keras dari tambang Lampunut, sementara LC saat ini sedang melakukan optimalisasi tambang. Produk batu bara kokas keras AMI memiliki kadar abu dan fosfor yang sangat rendah serta kadar vitrinite yang tinggi, karakteristik batu bara yang sangat dihargai serta dicari oleh produsen baja terintegrasi. Selain kualitas batu baranya yang premium, biaya penambangannya termasuk yang paling rendah dan berada pada kuartil pertama kurva biaya.
AMI saat ini merupakan produsen batu bara kokas keras pertama dan satu-satunya di Indonesia. Batubara kokas keras merupakan bahan baku dalam produksi baja, bukan untuk pembangkit listrik tenaga uap. Potensi cadangan serta sumber dayanya yang besar membuka peluang pertumbuhan yang menarik bagi AMI. Selain itu, AMI dikelola oleh tim manajemen dan insinyur dari Grup Adaro yang berpengalaman dengan rekam jejak yang solid, ujar Iwan Dewono, Senin (3/1/2022).
AMI akan terus mengembangkan pasarnya di negara-negara penghasil baja di wilayah Asia. Sebagai perusahaan dalam naungan AE, kegiatan operasi AMI akan memanfaatkan rantai pasok terintegrasi AE yang kokoh. AMI juga akan menerapkan pendekatan biaya rendah, melakukan kegiatan operasional secara efisien dengan pertumbuhan bertahap serta belanja modal dengan prinsip kehati-hatian seiring dengan pertumbuhan permintaan pelanggan untuk menciptakan nilai maksimum berkelanjutan. PT Ciptadana Sekuritas Asia merupakan penjamin pelaksana emisi efek dalam penawaran umum ini.
Related News
IHSG Ditutup Turun 0,55 Persen, Terseret Sektor dan Saham Ini
Bos GEMA Belum Berhenti Serok Saham, Ada Aksi Korporasi?
Pendapatan Drop 34,7 Persen, RONY Catat Laba Naik di Kuartal III
Emiten Otomotif TP Rachmat (ASLC) Pertahankan Target Pertumbuhan 2024
WTON Sebut Capai Target Kontrak Baru Hingga 81 Persen di Oktober 2024
Dian Swastatika (DSSA) Rilis Surat Utang Rp3,5T, Bunga 6,5-8,62 Persen