EmitenNews.com - Pagi ini, PT Jhonlin Agro Raya (JARR) melakukan debut di lintasan Bursa Efek Indonesia (BEI). Jhonlin akan menjadi perusahaan tercatat ke-33 tahun ini, dan perusahaan tercatat ke-799 di BEI.
Masa penawaran umum perdana saham pada 29 Juli-2 Agustus 2022. Jhonlin Agro meraup dana maksimal Rp366,8 miliar dengan melepas 1,22 miliar saham. Itu merupakan 15,29 persen dari modal disetor dan ditempatkan kepada masyarakat dengan harga penawaran Rp300 per saham.
Jhonlin Agro melakukan pencatatan dan perdagangan perdana saham (Listing) di BEI. ”Pencatatan saham ini realisasi dari komitmen manajemen untuk go public. Mulai saat ini, Jhonlin Agro resmi menjadi perusahaan publik,” tutu Zafrinal, Direktur Utama Jhonlin Agro.
Dana hasil IPO, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan sekitar 21 persen untuk pembayaran sebagian biaya pembangunan pabrik kelapa sawit. Dan, sekitar 79 persen untuk modal kerja. Pada aksi itu, Jhonlin Agro menunjuk penjamin pelaksana emisi efek yakni PT Investindo Nusantara Sekuritas, 3 penjamin emisi efek yaitu PT Panca Global Sekuritas, Bina Artha Sekuritas, dan PT Lotus Andalan Sekuritas.
Menurut Anshy ML Mawuntu, Direktur Investment Banking PT Investindo Nusantara Sekuritas, pada masa penawaran umum menggunakan sistem penawaran elektronik ini, tercatat sebanyak hampir 27 ribu pemesanan saham senilai Rp2,4 triliun. Nah, dari total pemesanan saham masuk, sejumlah lebih dari 7 miliar saham merupakan permintaan dari pooling allotment, sehingga terjadi oversubscribed 58x, dan kelebihan permintaan sebanyak hampir 7x dari total saham yang ditawarkan.
Direktur Keuangan Jhonlin Agro Temmy Iskandar menjelaskan fundamental perseroan sangat baik. Perseroan membukukan penjualan pada periode tiga bulan berakhir pada 31 Maret 2022 sebesar Rp1,3 triliun, naik 12.433 persen dibanding penjualan periode akhir 31 Maret 2021. Peningkatan itu, terutama akibat lonjakan volume penjualan FAME. Itu seiring pengoperasian pabrik biodiesel September 2021, dan produk baru PFAD, RBDPO, Glycerin dan Fatty Matter.
Menyusul capaian positif itu, perseroan berencana membagi dividen setelah IPO dengan besaran dividen maksimal 15 persen dari laba bersih tahun buku 2023, dan dibayarkan pada 2024, untuk Rp50-100 miliar, dan maksimal 20 persen untuk di atas Rp100 miliar. Pada 31 Maret 2022, total aset perseroan sebesar Rp3,32 triliun dengan total liabilitas sebesar Rp2,48 triliun, dan total ekuitas sebesar Rp834 miliar. (*)
Related News
Susut 19 Persen, Laba Antam (ANTM) 2023 Tersisa Rp3,07 Triliun
Meroket 755 Persen, Emiten Pak Lo (GJTL) 2023 Raup Laba Rp1,18 Triliun
Laba Ambrol, Bumi Resources (BUMI) 2023 Defisit USD2,35 Miliar
Melejit 92 Persen, Gudang Garam (GGRM) 2023 Serok Laba Rp5 Triliun
Pekebun Swadaya Binaan SSMS Sukses Raih Insentif Penjualan Kredit RSPO
Hingga 2023, Cisadane Sawit Raya (CSRA) Catat Penjualan Neto Rp875,5M