Strategi ekspansi secara agresif serta peningkatan house brand dan lokal mampu menopang pertumbuhan segmen ritel sebesar 16% di kuartal I-2022. 

 

"Segmen ini merupakan motor pertumbuhan karena mampu tumbuh konsisten dua digit dan memiliki margin yang lebih besar ketimbang segmen distribusi," imbuh Idrus. 

 

Chief Financial Officer CSAP Surjati Tanril meyakini kontribusi antara segmen ritel dan distribusi bisa berimbang dalam lima hingga tujuh tahun ke depan. Terlebih, bisnis Mitra10 mampu tumbuh cukup signifikan, mencapai 10%-15%. 

 

"Sedangkan pertumbuhan distribusi lebih ke organic growth," ujar Surjati.

 

Untuk mendukung strategi ekspansi tersebut, pada tahun ini CSAP menganggarkan capex sebesar Rp 600 miliar. Dari dana tersebut, sebanyak 80% akan dialokasikan untuk pengembanga segmen ritel modern, sedangkan 20% untuk segmen distribusi.

 

Pendanaan untuk capex tahun ini dipenuhi secara mixed, dari kas internal dan pinjaman perbankan. Hingga kuartal pertama, realisasi capex sebesar 16%-17%.

 

Di tengah ekspansi yang agresif, CSAP tetap berhati-hati untuk menjaga neraca keuangan. Oleh sebab itu, manajemen CSAP juga terus menjalankan efisiensi dan mengontrol porsi pinjaman. Terlebih, Bank Indonesia disinyalir akan menaikkan tingkat suku bunga.

 

Dalam hal ini, Surjati menyampaikan bahwa pihaknya terus berusaha mengefisienkan working capital. Bahkan bank loan pun sudah menurun dan lebih terkontrol sejak sebelum pandemi covid-19.