EmitenNews.com - Jangan salah ya. Pertanian satu-satunya sektor penyangga ekonomi negara selama pandemi Covid-19. Bagusnya, Indonesia memiliki pertanian yang kuat. Dengan modal itu, Indonesia diperkirakan tetap mempunyai ketahanan pangan saat terjadi krisis pangan dunia akibat anomali cuaca.


Dalam keterangannya Kamis (30/9/2021), Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menyebut pada masa pandemi virus Corona penyebab coronavirus disease 2019 (Covid-19) ini, hanya pertanian yang menyangga ekonomi negara sampai 16,4 persen. Sektor lainnya, kata mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu, minus.


"Indonesia punya daya tahan. Kalau kita tidak bisa makan beras kenapa tidak makan singkong," kata politikus Partai NasDem tersebut.


Menurut Menteri SYL, selain didukung SDM pertanian yang kuat, kondisi alam seperti sinar matahari yang tak pernah putus sepanjang tahun, tanah subur juga ikut memperkuat potensi pertanian di Tanah Air.


Kendati demikian, Syarul berharap tetap ada akselerasi dalam tata kelola berbagai sektor pertanian sehingga semakin mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya para petani. Pertanian, kata dia adalah kebutuhan makan, pertanian adalah lapangan kerja terbesar, pertanian adalah pembangun ekonomi dasar sebuah bangsa, sebuah daerah, sebuah provinsi dan desa.


Salah satu akselerasi yang bisa dilakukan, ujar Syahrul, mengolah hasil pertanian dan tidak berhenti pada aspek budidaya. Seperti pada komoditas singkong, harus ada pengolahan pascapanen sebelum dijual. "Kita tidak hanya menjual singkong seperti kemarin-kemarin, tetapi harus bisa mengolahnya."


Tetapi, Syahrul mengharapkan, berbagai sektor lain, seperti hotel, restoran, dan kafe, ikut mendukung penyerapan hasil pertanian, tidak terkecuali singkong, maupun komoditas lainnya. "Sayang banget kalau seluruh hotel kita, seluruh restoran kita, seluruh kafe kita, menyajikan barang-barang (makanan) impor. Sementara di kafe berbagai minuman yang baik-baik itu kan dengan singkong goreng juga enak." ***