Panic Buying Emas, Investasi atau Ikut-ikutan Tren?

ilustrasi emas menyentuh harga tertinggi. Dok/Istimewa
EmitenNews.com -Belum lama ini, terjadi antrean pembelian emas yang luar biasa. Semua orang berlomba- lomba untuk membeli logam mulia, hingga diwarnai oleh yang pingsan dan antrean yang sangat banyak.
Pemandangan ini tentu saja menjadi perbincangan yang hangat, mereka berbondong- bondong membeli logam mulia disaat harga emas melonjak tinggi, bahkan mencapai rekor tertinggi.
Di media sosial, konten-konten tentang emas kembali viral dari tips menabung logam mulia, pamer hasil cetakan emas batangan, hingga pernyataan bombastis seperti “emas satu-satunya aset yang aman saat ini”. Tentu saja fenomena ini menimbulkan pertanyaan penting yaitu apakah ini saat yang tepat untuk investasi emas, atau masyarakat justru sedang terjebak dalam euforia ikut-ikutan alias panic buying?
Apa Itu Panic Buying?
Fenomena ini pernah kita saksikan saat pandemi COVID-19, ketika masyarakat memborong masker, hand sanitizer, bahkan mi instan. Kini, skenarionya berpindah ke ranah investasi khususnya logam mulia.
Secara sederhana, panic buying adalah tindakan membeli barang atau aset secara impulsif karena rasa takut akan kelangkaan atau kenaikan harga yang lebih tinggi di masa depan. Dalam konteks saat ini, banyak orang membeli emas bukan berdasarkan analisis yang rasional, tapi karena melihat orang lain melakukan hal yang sama.
Mengapa Harga Emas Naik?
Beberapa faktor utama yang mendorong lonjakan harga emas saat ini, karena kenaikan harga emas bukan tanpa sebab. Penyebabnya adalah sebagai berikut :
1. Ketegangan Geopolitik Global
Konflik yang terus bergejolak di Timur Tengah dan ketidakpastian hubungan dagang antarnegara besar membuat investor global memilih “safe haven” seperti emas.
2. Tingkat Suku Bunga dan Inflasi
Ekspektasi bahwa bank sentral akan memangkas suku bunga ditambah kekhawatiran inflasi yang masih tinggi mendorong minat terhadap aset lindung nilai seperti emas.
3. Nilai Tukar Dolar Melemah
Melemahnya dolar AS membuat emas menjadi lebih murah bagi investor luar negeri, sehingga permintaannya meningkat.
4. Sentimen Pasar yang Tidak Pasti
Ketika saham dan aset lainnya dirasa terlalu volatil, emas kembali menjadi “tempat berlindung” yang klasik.
Emas memang bentuk Investasi, Tapi…
Related News

Rebound IHSG di April: Tanda Pasar Mau Naik Terus atau Jebakan Batman?

Tren Investasi Gen Z di Tahun 2025, dari Cuan ke Keberlanjutan

Kenapa Harga Emas Naik? Sebuah Kebetulan atau Pertanda?

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia vs Vietnam

Membangun Danantara: Belajar dari Temasek dan NBIM Norwegia

Skenario Pemulihan IHSG: Kapan Investor Bisa Optimis Lagi?