EmitenNews.com - Surya Biru Murni Acetylene (SBMA) semester pertama 2025 mencatat pendapatan Rp67,17 miliar. Meningkat 10,56 persen dari periode sama tahun lalu Rp60,75 miliar. Lonjakan itu, juga mendorong pertumbuhan laba kotor menjadi Rp33,99 miliar, naik 10,37 persen dari Rp30,80 miliar.

Pendapatan Surya Biru Murni terbagi menjadi dua kategori utama. Yaitu, pendapatan produk, dan pendapatan jasa. Kontribusi pendapatan produk Rp65,39 miliar,  dan pendapatan jasa Rp1,77 miliar. Itu juga tidak lepas dari arahan, dan pandangan komisaris utama menjadi perusahaan terus berkembang dengan tetap memberi pelayanan terbaik menjadi dasar operasional untuk terus tumbuh, dan menjaga kepercayaan pelanggan. 

Perubahan juga dilakukan secara internal terhadap utilitas, optimalisasi aset, dan market force yang kuat. Sehingga wilayah sulit dengan sektor tambang/mining pada perusahaan yang telah memiliki IUP tetap mempercayakan kebutuhannya wilayah baru di Kalimantan Tengah. 

“Eksistensi perusahaan yang kuat juga ini memberikan dampak adanya customer seperti PKT dan PT Badak telah menambah permintaan varian produk Liquid,” tutur Julianto Setyoadji, Direktur Operasional SBMA.

Selain beberapa perusahaan besar menjadi pelanggan perseroan Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), Elnusa (ELSA), Sanggar Sarana Baja entitas ABM Investama (ABMM), Petrosea (PTRO), Pama Persada Nusantara bagian Group Astra, dan Kaltim Prima Coal anak usaha Bumi Resources (BUMI). 

Pendapatan jasa dari jasa pengiriman barang di luar harga produk penjualan barang dagang, dan pendapatan servis lainnya. Kinerja positif itu, makin dipertegas dengan kenaikan laba bersih periode berjalan. Laba neto perusahaan melonjak 26,84 persen menjadi Rp6,71 miliar dari episode sama tahun lalu Rp5,29 miliar. Efeknya, laba per saham dasar naik menjadi Rp7,22 dari sebelumnya Rp5,70.

Total aset mencapai Rp290,45 miliar, meningkat 0,16 persen dari akhir tahun lalu Rp289,97 miliar. Total ekuitas tumbuh 2,95 persen menjadi Rp234,61 miliar dari posisi akhir tahun sebelumnya Rp227,89 miliar. 

“Laporan keuangan tersebut mencerminkan manajemen efektif, dan operasional kuat, menempatkan perseroan pada posisi baik untuk melanjutkan tren pertumbuhan positif paruh kedua 2025,” pungkas Julianto. (*)