EmitenNews.com - Otoritas Jasa Keuangan mencatat hingga 30 September pasar modal syariah secara umum menunjukkan kinerja yang terus membaik seperti pertumbuhan investor pasar modal syariah yang meningkat signifikan selama periode pandemi. Demikian disampaikan Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Nurhaida saat membuka Sharia Investment Week 2021 yang juga dihadiri secara virtual oleh Wakil Presiden RI K.H. Ma'ruf Amin.

 

Sharia Investment Week merupakan event Pasar Modal Syariah OJK bekerjasama dengan Self Regulation Organizations (SRO) Pasar Modal dan merupakan bagian dari rangkaian kegiatan 44 tahun diaktifkannya kembali Pasar Modal Indonesia. "Berbagai kebijakan OJK dan SRO di Pasar Modal telah menjaga kondisi serta kinerja Pasar Modal Indonesia tetap stabil dan bertumbuh termasuk Pasar Modal Syariah," kata Nurhaida.

 

Wakil Presiden dalam kesempatan itu memberikan apresiasi bagi OJK yang telah berhasil membangun pasar modal syariah bertumbuh positif dan berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi dampak pandemi. "Kami mengapresiasi kemajuan ini yang dibangun melalui berbagai kebijakan OJK dengan sejumlah POJK, serta roadmap pasar modal syariah, yang menjadi acuan pemangku kepentingan agar pengembangan pasar modal syariah menjadi lebih terarah," kata Ma'ruf Amin dalam sambutannya.

 

Wakil Presiden juga mengharapkan perkembangan lembaga filantropi syariah dapat terus dikembangkan termasuk securities crowdfunding (SCF) berbasis syariah untuk mendukung kebangkitan UMKM pasca-pandemi. Sebelumnya Kyai Ma’ruf Amin juga menyampaikan. Di dalam negeri, jumlah umat muslim diperkirakan mencapai 245 juta jiwa pada tahun 2030. Sedangkan populasi muslim global tahun 2030 diprediksi mencapai 2,2 miliar, atau sekitar 26% dari populasi dunia.

 

Indonesia sebagai salah satu produsen produk halal, harus mengambil peluang ini. Strategi untuk memperkuat ekosistem produk halal dan mengakselerasi pertumbuhan industri produk halal dalam negeri terus dilakukan pemerintah. Hal ini sesuai dengan amanat Presiden Joko Widodo yang menargetkan Indonesia sebagai Pusat Industri Halal Dunia pada tahun 2024.

 

Memajukan sektor industri produk halal tentu tidak bisa kita lepaskan dari peran perguruan tinggi. Selain dituntut untuk melahirkan SDM yang berkualitas dan ahli di bidangnya, universitas juga memiliki tanggung jawab menghasilkan riset-riset yang berkualitas. Termasuk riset-riset dalam industri produk halal.

 

Saya ingin menggarisbawahi, setidaknya ada empat peran yang dapat diambil perguruan tinggi dalam mengembangkan industri produk halal nasional. Pertama, pengembangan SDM. Tentu, dengan adanya Halal Center Universitas Indonesia diharapkan dapat menjadi pusat penyedia SDM untuk industri halal, seperti penyelia halal, auditor halal, dan lain sebagainya. Kedua, adalah Lembaga Pemeriksa Halal (LPH). Ketiga, riset produk halal dan inkubasi bisnis. Dan yang keempatnya adalah literasi, ujar Wakil Presiden.

 

Berdasarkan hasil survei Bank Indonesia, literasi ekonomi dan keuangan syariah nasional tahun 2021 meningkat menjadi 20,1% dari tahun sebelumnya sebesar 16,3%. Tapi tingkat literasi ini masih tergolong rendah, sehingga dibutuhkan upaya yang lebih maksimal lagi. Sebagai pusat pendidikan, universitas harus berperan aktif mendorong literasi dan edukasi ekonomi dan keuangan syariah.

 

Data per 30 September 2021 menunjukkan bahwa jumlah kepemilikan efek saham syariah tumbuh 45,95 persen (ytd) sehingga menjadi 1.060.704 investor. Sementara itu, jumlah kepemilikan reksa dana syariah tumbuh 66,69 persen (ytd) sehingga menjadi 805.867 investor dan jumlah kepemilikan sukuk korporasi tumbuh 26,68 persen menjadi 945 investor.