EmitenNews.com - Tiga indeks utama bursa Wall Street akhir pekan lalu ditutup melemah. Indeks core PCE prices, indikator inflasi dicermati The Fed, tercatat 2,9 persen Agustus 2025, sesuai estimasi, dan sama seperti bulan sebelumnya. PCE prices 2,7 persen dari Juli 2025 di level 2,6 persen sesuai perkiraan. 

Namun, CME FedWatch tools melihat, pasar memprediksi ada dua kali penurunan suku bunga The Fed tahun ini. Pekan ini, fokus perhatian pasar tertuju pada perkembangan data pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS), yang akan membuat investor mencari indikasi potensi berlanjutnya penurunan suku bunga The Fed dari data tersebut. 

Selain itu, investor juga mewaspadai potensi government shutdown AS pekan ini. Investor Eropa akan mencermati data inflasi. Sedang investor domestik akan memelototi rilis indeks manufacturing PMI, neraca perdagangan, dan inflasi. Menteri Keuangan Purbaya menegaskan tidak akan menaikkan cukai rokok tahun depan. 

Selain itu, Purbaya menyatakan akan membersihkan pasar rokok ilegal, termasuk barang ilegal dari luar negeri, dan dalam negeri. Ia juga menegaskan kebijakan bank Himbara menaikkan deposito valas menjadi 4 persen bukan perintah Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). 

Perkembangan pergerakan rupiah diperkirakan juga akan berpengaruh terhadap pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pekan ini. Secara teknikal, indeks diperkirakan berpotensi bergerak pada kisaran level support 8.000, dan posisi resistance di kisaran 8.200. 

Berdasar data dan fakta tersebut, Phintraco Sekuritas menyarankan para pelaku usaha untuk mengoleksi sejumlah saham unggulan berikut. Yaitu, Elang Mahkota (EMTK), Harum Energy (HRUM), Bank Raya (AGRO), J Resources Asia (PSAB), Bank Jago (ARTO), dan Aspirasi Hidup Indonesia alias Azko (ACES). (*)