EmitenNews.com - Ini cara sekumpulan orang yang mengatasnamakan Pendukung Cinta Republik (PCR) ngeledek Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri BUMN Erick Thohir. PCR mendeklarasikan dukungan untuk Luhut Binsar Pandjaitan dan Erick Thohir sebagai calon presiden dan calon wakil presiden pada 2024. Kedua anggota kabinet Indonesia maju sebelumnya dilaporkan ke KPK atas keterlibatannya dalam bisnis tes PCR.


Dalam konferensi pers di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Rabu (10/11/2021), Koordinator Nasional PCR, Fuadul Aufa, mengatakan forum PCR hadir dari isu bisnis PCR dua menteri di kabinet Indonesia Maju tersebut. Pihaknya sengaja memberi nama 'PCR' karena ingin memunculkan rasa yang berbeda.


"PCR ini muncul ini karena berita yang kemarin ini, Pak Luhut dan Pak Erick ini secara tidak langsung dinegatifkan dengan munculnya bisnis PCR ini, makanya coba kita munculkan PCR ini dengan rasa yang berbeda," kata Fuadul Aufa.


Fuadul mengatakan PCR merupakan dukungan untuk Luhut-Erick. Dia berharap kedua pejabat tinggi negara itu, dapat maju menjadi capres-cawapres pada Pilpres 2024. PCR ini muncul dengan ukuran berbeda, kata dia, yaitu bagaimana Luhut dan Erick mencapai puncaknya yaitu menjadi capres dan cawapres 2024-2029.


"Di luar isu-isu miring terkait ada permainan dan bisnis antara PCR, kita tidak ada di wilayah itu, kalau wilayah hukum kita serahkan semua ke ranah hukum," katanya.


Fuadul menilai Luhut-Erick layak dipilih. Karena bisa menangani persoalan bangsa terutama terkait pandemi virus Corona yang sedang mewabah di Tanah Air. Keduanya dinilai sangat layak dalam menangani segala persoalan bangsa. Khususnya yang hari ini ada di tengah-tengah kita yaitu pandemi COVID-19.


"Sosok ini sangatlah layak kita dukung karena mereka sangat sukses untuk bisa membenahi bangsa Indonesia untuk lebih baik lagi," katanya.


Seperti diketahui Luhut dan Erick, diduga memiliki keterkaitan dengan PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI). Mantan Direktur YLBHI Agustinus Edy Kristianto, mengungkapkan, Luhut, dan Erick, ternyata ada kaitannya dengan PT Genomik Solidaritas Indonesia, yang sukses berbisnis di tengah pandemi Covid-19.


“Unit usaha PT GSI adalah GSI Lab yang jualan segala jenis tes Covid-19: PCR Swab Sameday (275 ribu), Swab Antigen (95 ribu), PCR Kumur (495 ribu), S-RBD Quantitative Antibody (249 ribu)." Demikian antara lain tulisan Agus, di Facebook, Rabu (3/11/2021).


Keterkaitan para menteri diduga melalui pemegang saham GSI. Yaitu, PT Toba Bumi Energi dan PT Toba Sejahtera, satu pemegang saham GSI, yang dikabarkan memiliki keterkaitan dengan Luhut. Sedangkan Erick diduga memiliki keterkaitan dengan GSI melalui Yayasan Adaro Bangun Negeri. Yayasan ini di bawah PT Adaro Energy Tbk, entitas bisnis yang mendudukkan Garibaldi Thohir atau Boy, kakak Menteri BUMN Erick Thohir, sebagai presiden direktur.


Juru Bicara Menko Luhut, Jodi Mahardi, membantah Luhut terlibat bisnis tes PCR. Menurut Jodi, Luhut memang diajak beberapa kelompok pengusaha --dari Grup Indika, Adaro, Northstar-- membentuk GSI. Bukan untuk berbisnis, apalagi mencari untung. GSI dibentuk dalam rangka inisiatif membantu penyediaan tes Covid-19. Ketika itu, di awal pandemi saat penyediaan tes Covid-19 menjadi kendala besar di Tanah Air.


Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, juga membantah isu miring yang melanda bos-nya itu. Mantan wartawan ini menilai tudingan itu tendensius. "Isu bahwa Pak Erick bermain tes PCR itu sangat tendensius."


Arya lalu mengurai data tes PCR di Indonesia. Sampai saat ini, tes PCR telah mencapai 28,4 juta. PT GSI yang dikaitkan dengan Erick Thohir (dan LBP) hanya melakukan tes sebanyak 700 ribu. "Jadi kalau dikatakan bermain, kan lucu ya, 2,5 persen gitu. Kalau mencapai 30 persen, 50 persen itu okelah bisa dikatakan bahwa GSI ini ada bermain-main. Tapi ini hanya 2,5 persen." ***