EmitenNews.com - Calon emiten yang bergerak di bidang produsen batu bata tahan api, semen tahan api, dan material refraktori, PT Benteng Api Technic Tbk (BATR), bersiap melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Berdasarkan prospektus yang diterbitkan di laman resmi e-IPO pada Jumat (17/05), BATR menawarkan maksimal 620 juta saham dengan nilai nominal Rp20 per saham, setara dengan 20,50% saham dari total modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

BSTR mulai menggelar penawaran awal atau bookbuilding pada 17 hingga 21 Mei 2024 dengan harga saham yang ditawarkan berada dalam rentang Rp100–115 per saham, sehingga perusahaan berpotensi menghimpun dana antara Rp62 miliar hingga Rp71,3 miliar.

Bersamaan dengan IPO, BATR juga merancang program Employee Stock Allocation (ESA) sebagai apresiasi terhadap kinerja pegawai, dengan alokasi 6,2 juta saham biasa atau 1% dari jumlah saham yang ditawarkan dalam IPO, sesuai dengan ketentuan Peraturan IX.A.7.

Perseroan juga akan menerbitkan Waran Seri I sebanyak-banyaknya 620 juta lembar atau setara 25,78% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran.

Dana yang terkumpul dari hasil IPO, setelah dikurangi biaya emisi, akan dialokasikan untuk kebutuhan perusahaan. 

Sekitar 36,93% digunakan untuk membeli tanah dan bangunan dari pihak terafiliasi, sekitar 9,56% untuk pembangunan dan maintenance, 5,42% untuk pembelian peralatan laboratorium, 6,54% untuk pembelian mesin produksi, dan 41,55% untuk operational expenditure (OPEX) berupa persediaan barang jadi dan bahan baku.

BATR juga akan menerbitkan 620 juta waran seri I secara cuma-cuma bagi para pemegang saham baru. Setiap satu pemegang saham baru berhak memperoleh satu waran seri I, di mana setiap waran memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 300. Dengan demikian, dana yang bisa diperoleh dari hasil pelaksanaan waran seri I maksimal Rp186 miliar.

PT Benteng Api Technic yang berdiri sejak 1997 ini saat ini dimiliki oleh beberapa pemegang saham utama yaitu Ridwan sebagai penerima manfaat akhir dan pengendali perseroan serta Direktur Utama yang menguasai 54,62% saham, Sugeng Suryadi yang menjabat sebagai Komisaris Utama  dan memegang 22,88% saham, Ekadana Prayoga Suryadi dengan 17,5% saham, dan Anwar Dianto dengan 5% saham.

Penjamin pelaksana emisi efek adalah PT KGI Sekuritas Indonesia. Tahap penawaran awal berlangsung dari 17–22 Mei 2024. Masa penawaran umum akan berlangsung dari 3–6 Juni, dan pencatatan saham sekaligus penutupan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dijadwalkan pada 10 Juni 2024.