EmitenNews.com - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel berpotensi membagikan dividen sebesar 70% tahun ini. Namun besaran nilai dividen yang akan dibagikan belum dapat diumumkan.


Chief Executive Officer Mitratel Theodorus Ardi Hartoko mengatakan, untuk pembagian dividen pada tahun ini masih dalam tahapan proses closing terhadap laporan keuangan 2021. Jadi, berapa besaran dividen yang nanti akan dibagikan, tentunya sudah sesuai dengan rencana yang tertulis di dalam prospektus.


"Maksimal dividen yang akan kami bagikan sebesar 70%," ujar Theodorus kepada Media, Senin (10/1).


Di sisi lain, perseroan memproyeksikan pendapatan tahun ini sebesar Rp 7,4 triliun dan laba bersih Rp 1,6 triliun. Target ini disinyalir lebih tinggi dibandingkan dengan perolehan pada tahun 2021.


Chief Financial & Risk Management Officer Mitratel Ian Sigit Kurniawan mengatakan, target Mitratel tersebut masih bisa lebih tinggi seiring dengan rencana perseroan yang akan mengembangkan bisnis organik dan anorganik. "Target ini akan lebih tinggi dibandingkan 2021," jelas dia.


Adapun untuk target 2021, perseroan sejauh ini masih dalam tahapan closing dan belum bisa dipaparkan. MTEL optimistis pencapaian pada tahun 2021 bisa mencapai target yang telah ditentukan.


Untuk mencapai target 2022, Theodorus yang akrab disapa Teddy menyampaikan ada empat strategi yang akan dijalankan Mitratel, yakni memperbesar kontribusi pertumbuhan bisnsi organik dengan cara menggenjot layanan built to suit (B2S) dan kolokasi menara dari operator jaringan seluler (MNO) yang menjadi klien perusahaan.


Kemudian, melanjutkan aksi merger dan akuisisi aset menara dari Telkomsel maupun mengakuisisi saham perusahaan menara yang lebih kecil. Selanjutnya, perseroan akan melakukan ekspansi dengan menyediakan beberapa layanan baru.


"Saat ini kami tengah mengembangkan portofolio layanan infrastruktur digital lengkap bagi operator, termasuk dengan melakukan fibersisasi menara, mengaplikasikan infrastructure as a service , sehingga kami bisa menyediakan jaringan IoT bagi pelanggan non-MNO, serta ekspansi ke penyediaan small cells sehingga bisa memberikan solusi infrastruktur untuk pemanfaatan 5G," ujar Teddy.


Menurutnya, dengan kemampuan pendanaan baik dari hasil IPO senilai lebih dari Rp 18 triliun, serta leverage dan biaya utang ( cost of debt ) terendah dibanding operator lainnya, Mitratel optimistis menyambut setiap peluang yang ada di tahun ini.


Terakhir, Mitratel akan terus meningkatkan efisiensi belanja modal ( capex ) dan biaya operasional ( opex ) perusahaan sehingga bisa meningkatkan profitabilitas serta menambah arus kas.