Pede Laba Tumbuh 40% di 2022, Mari Intip Strategi Bisnis Alkindo Naratama (ALDO)
EmitenNews.com - Tahun ini seiring peningkatan dari konsumen, PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO) optimistis menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih.
Adapun tahun ini ALDO membidik pendapatan sebesar 30% sementara untuk laba bersih diharapkan tumbuh 40%. "Kami optimistis dapat mencapai target tersebut, seiring dengan tingginya permintaan dari bisnis kemasan (packaging) untuk pengiriman industri e-commerce," ujar Presiden Direktur ALDO, H. Sutanto melalui keterangan resmi, Kamis (17/3).
Hal itu didorong dari capaian perusahaan di sepanjang 2021 yang cukup signifikan. ALDO membukukan peningkatan pendapatan sebesar 32% year-on-year (yoy) atau Rp 1,46 triliun sepanjang tahun 2021.
Di tahun yang sama ALDO juga meraih laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 75,8 miliar. Jumlah ini naik 50% dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 50,6 miliar.
Sepanjang tahun lalu, ALDO berhasil mencapai peningkatan penjualan bersih dan laba bersih masing-masing sebesar 32% dan 50% yoy.
"Kami berharap tren positif perseroan dapat terus berlanjut kedepannya seiring prospek cerah industri kertas daur ulang dan pengemasan di Indonesia ditambah dengan peluang yang masih luas di industri Polimer Berbasis Air," tambah Sutanto.
Adapun di sepanjang tahun 2021, bisnis sub-grup Kertas Perseroan menjadi kontributor utama ALDO dengan kontribusi 65%, dimana 38% berasal dari ECO Paper dan 27% dari Alkindo.
Sedangkan sub-grup Kimia Perseroan menyumbang sisanya 35% (17% Swisstex, 18% ALFA ). Sub-grup Kertas telah mendominasi penjualan bersih ALDO sejak akuisisi ECO di tahun 2019. Penjualan di tahun 2021 masih didominasi oleh pasar domestik sebesar 95% dan sisanya 5% untuk pasar ekspor.
Sutanto juga menambahkan capaian kinerja Perusahaan tak lepas dari inovasi dan strategi perseroan untuk mengikuti perubahan tren pasar serta memenuhi kebutuhan industri. Sebab ALDO sejak dua tahun terakhir telah masuk ke industri kemasan makanan (paper box) dan tas berbahan baku kertas (paper bag) untuk mendukung pasar FMCG , food and beverages (F&B) dan usaha mikro, kecil, dan menengah ( UMKM ) yang tumbuh signifikan di masa pandemi.
Related News
Bergerak Liar, BEI Akhirnya Gembok Saham KARW
Petinggi Emiten TP Rachmat (DRMA) Tampung Lagi Rp1.065 per Lembar
Bos PPRI Lego Saham Lagi, Kali Ini 30 Juta Lembar Harga Atas
Grup Lippo (SILO) Obral Saham ke Karyawan Harga Bawah, Ini Tujuannya
MEDC Siap Lunasi Obligasi Rp476,3 M, Telisik Sumber Dananya
Pendapatan Oke, Laba NCKL Kuartal III 2024 Tembus Rp4,83 Triliun