Pefindo Pertegas Peringkat Obligasi Hijau ARKO idA, Ini Penyebabnya
PAPARAN - Direksi Arkora kala menjelaskan kondisi perseroan jelang listing. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idA(pg) Obligasi Berwawasan Lingkungan I Tahun 2023 Arkora Hydro (ARKO). Instrumen utang itu, dijamin sebagian Indonesia Infrastructure Finance (IIF). Mencakup nilai pokok obligasi secara prorata sekurang-kurangnya 75 persen, pembayaran kupon secara triwulanan sekurang-kurangnya 200 persen, dan biaya keterlambatan pembayaran kupon obligasi dan/atau biaya penalti sekurang-kurangnya Rp7 miliar.
Peringkat instrumen terutama mencerminkan penjaminan sebagian oleh IIF bersifat tanpa syarat, dan tidak dapat ditarik kembali. Di samping profil kredit Arkora mencerminkan pengelolaan operasi secara baik, fleksibilitas keuangan kuat, keuntungan komitmen pemerintah mengembangkan pasokan energi terbarukan, walau dibatasi posisi moderat Arkora sebagai produsen tenaga listrik independen mini hidro, profil keuangan agresif, dan paparan terhadap kondisi hidrologis.
Perubahan signifikan pada profil kredit Arkora atau struktur penguatan kredit (credit enhancement) atas penjaminan obligasi dapat menyebabkan perubahan peringkat sejalan surat utang perusahaan. Arkora mengembangkan, dan mengoperasikan proyek pembangkit listrik tenaga mini hidro. Saat ini, Arkora memiliki dua pembangkit listrik dengan total kapasitas 17,4 megawatt (MW), dan dua proyek sedang dalam tahap konstruksi berkapasitas 15,4 MW.
Arkora juga memiliki perusahaan afiliasi, menyediakan jasa konstruksi untuk proyek, dan untuk jasa operasi dan pemeliharaan. Per 31 Desember 2023, pemegang saham terdiri Arkora Bakti Indonesia 47,52 persen, Energia Prima Nusantara 26,55 persen, bagian United Tractors (UNTR), ACEI Singapore Holdings Private Ltd 10,07 persen, Aldo Henry Artoko 0,10 persen, dan publik 15,75 persen.
Sebagai penjamin, IIF merupakan lembaga keuangan swasta non-bank memiliki fokus pada investasi proyek-proyek infrastruktur layak secara komersial. IIF menyediakan pembiayaan berbasis dana seperti pinjaman senior, pinjaman mezzanine, dan pinjaman berbentuk partisipasi dalam ekuitas, ditambah produk pembiayaan non-dana seperti penjaminan dan layanan berbasis biaya.
Per 31 Desember 2023, pemegang saham IIF terdiri dari Sarana Multi Infrastruktur 30 persen, International Finance Corporation (IFC) 19,99 persen, Asian Development Bank (ADB) 19,99 persen, Deutsche Investitions-und Entwicklungsgesellschaft mbH (DEG) 15,12 persen, dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) 14,90 persen. (*)
Related News
Timah (TINS) Paparkan Kinerja Kuartal III 2024, Ini Detailnya
RMK Energy (RMKE) Tingkatkan Volume Jasa dan Penjualan Batu Bara
Golden Eagle (SMMT) Targetkan Penjualan Rp561,3M Tahun Ini
BEI Buka Gembok Saham KLIN Setelah Tiga Pekan Kena Suspensi
Entitas Lautan Luas (LTLS) Raih Fasilitasi Pembiayaan Rp40M
SGER Amankan Lagi Kontrak Pasok Batu Bara ke Vietnam Rp705M