EmitenNews.com - PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) menegaskan peringkat idA untuk PT TBS Energi Utama Tbk (TBS) dan Obligasi I Tahun 2023 yang diterbitkan. 

“Kami merevisi prospek atas peringkat perusahaan menjadi stabil dari negatif seiring dengan selesainya akuisisi Sembcorp Environment Pte Ltd (SEPL) pada 18 Maret 2025, tulis Pefindo salam rilisnya Kamis (27/3).

Ditambahkan, bahwa akuisisi ini dapat mengingkatkan diversifikasi usaha Perusahaan menjadi lebih ramah lingkungan dan akan memberikan pendapatan yang stabil yang berasal dari kontrak jangka panjang yang diperoleh dari National Environment Agency, Singapura.

Kondisi ini dapat mengkompensasi divestasi yang dilakukan Perusahaan atas Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang bernama PT Minahasa Cahaya Lestari (MCL) pada 5 Maret 2025 dan PT Gorontalo Listrik Perdana (GLP) yang diperkirakan akan selesai dalam waktu dekat.

Peringkat mencerminkan bisnis TBS yang terdiversifikasi dengan baik, struktur permodalan yang konservatif serta profil bisnis yang kuat dari bisnis-bisnis baru. Peringkat tersebut dibatasi oleh risiko atas pengembangan proyek-proyek baru serta paparan terhadap risiko fluktuasi harga komoditas.

Peringkat dapat dinaikkan apabila TBS berhasil mengoperasikan proyek-proyek baru yang direncanakan dan menghasilkan pendapatan dan marjin laba yang lebih besar dibandingkan yang diproyeksikan, serta tetap mempertahankan struktur permodalan yang konservatif.

Peringkat dapat diturunkan apabila Perusahaan menghasilkan pendapatan dan marjin laba yang lebih rendah dibandingkan proyeksi dikarenakan kinerja proyek-proyek baru di bawah standar yang diproyeksikan.

Kebijakan TBS untuk lebih agresif untuk membiayai strategi investasi atau belanja modal dengan utang yang besar tanpa terkompensasi dengan pendapatan yang lebih tinggi juga dapat berdampak negatif terhadap peringkat Perusahaan.

Keterlambatan pembangunan proyek juga dapat memicu penurunan peringkat, karena kondisi ini akan menurunkan profil keuangan Perusahaan.

PT TBS Energi Utama Tbk didirikan pada tahun 2008 dan memiliki beberapa anak usaha yang bergerak di bidang batubara di Kalimantan Timur, Pembangkit Listrik Tenaga Uap di Gorontalo, pengelolaan limbah di Singapura dan Indonesia, Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro di Lampung, Pembangkit Listrik Tenaga Surya terapung di Batam, dan kendaraan listrik.

Perusahaan berencana untuk berkembang ke energi terbarukan dalam waktu dekat dan menengah. Per 31 Desember 2024, pemegang saham adalah Highland Strategic Holdings Pte., Ltd (61,017%), PT Toba Sejahtra (8,602%), PT Bara Makmur Abadi (5,472%), dan publik (24,909%).