EmitenNews.com - Lembaga pemeringkat kredit PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) menetapkan peringkat idAA- untuk Obligasi Berkelanjutan V PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) dan idAA-(sy) untuk Sukuk Ijarah Berkelanjutan I milik emiten sawit terintegrasi tersebut. Nilai maksimum masing-masing instrumen adalah Rp5 triliun dan Rp2,5 triliun.

Emiten grup Sinarmas tersebut (SMAR) berencana menggunakan dana hasil penerbitan ini untuk melakukan pelunasan atas utang yang jatuh tempo, sebagai bagian dari pengelolaan struktur permodalan perusahaan.

Selain itu, PEFINDO juga menegaskan kembali peringkat idAA- untuk obligasi SMAR yang masih beredar, yakni: Obligasi Berkelanjutan II Tahun 2020-2021, Obligasi Berkelanjutan III Tahun 2021-2022, dan Obligasi Berkelanjutan IV Tahun 2022.

Prospek peringkat dinyatakan stabil, mencerminkan ekspektasi bahwa perusahaan akan mempertahankan posisi bisnis dan keuangannya yang kuat.

Peringkat tinggi ini mencerminkan sejumlah kekuatan SMAR, antara lain: Model bisnis yang terintegrasi dari hulu hingga hilir, Profil perkebunan yang solid, dengan area seluas 136.600 hektar di Sumatra dan Kalimantan (termasuk plasma), Fleksibilitas keuangan yang sangat kuat, serta Stabilitas permintaan terhadap produk kelapa sawit.

Namun demikian, PEFINDO juga menyoroti beberapa tantangan yang dapat membatasi peringkat, seperti, Ketergantungan tinggi terhadap pasokan bahan baku eksternal, Paparan terhadap fluktuasi harga komoditas global, dan Risiko perubahan iklim yang berdampak pada produktivitas.

PEFINDO menyatakan bahwa peringkat dapat naik jika SMAR secara konsisten melampaui target pendapatan dan EBITDA, menjaga struktur modal yang konservatif, serta mengelola utang kerja sesuai kebutuhan modal.

Sebaliknya, peringkat bisa diturunkan jika perusahaan menumpuk utang tanpa dukungan penguatan bisnis, mengalami penurunan signifikan pada EBITDA di tengah beban utang tinggi.

SMAR merupakan salah satu pemain utama industri kelapa sawit di Indonesia yang beroperasi di segmen hulu (perkebunan) dan hilir (pengolahan). Kegiatan hilirnya mencakup penyulingan minyak sawit hingga produksi biodiesel dan oleokimia, dengan kapasitas olahan tahunan mencapai 2,88 juta ton