EmitenNews.com -Selama sepekan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau periode 18-22 September 2023, rata-rata nilai transaksi harian ( RNTH ) merosot 18,88 persen menjadi Rp10,91 triliun dari Rp13,45 triliun per hari pada pekan sebelumnya.

 

Berdasarkan data perdagangan saham yang dikutip di Jakarta, Senin (25/9), rata-rata volume transaksi harian selama sepekan terakhir tercatat 17,28 miliar saham atau anjlok 40,78 persen dibanding sepekan sebelumnya yang mencapai 29,18 miliar saham per hari.

 

Sementara itu, rata-rata frekuensi transaksi harian dalam sepekan menurun 2,07 persen menjadi 1.158.472 kali dibanding sepekan sebelumnya, yakni 1.182.973 kali transaksi per hari.

 

Namun, Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (22/9) mampu bertahan di atas level psikologis 7.000 atau tepatnya di posisi 7.016. Penguatan IHSG tersebut setara dengan kenaikan 0,49 persen dibanding penutupan akhir pekan lalu pada level 6.982.

 

Dengan bertahannya IHSG di level 7.016, maka nilai kapitalisasi pasar hingga akhir pekan ini mencapai Rp10.390 triliun atau meningkat 0,5 persen dibanding per akhir pekan sebelumnya, sebesar Rp10.339 triliun.

 

Pada perdagangan Jumat (22/9), investor asing mencatatkan nilai beli bersih Rp314,19 miliar. Tetapi untuk sepanjang tahun ini yang berakhir 22 September 2023, investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp2,41 triliun.

 

Selama sepekan perdagangan, BEI menerima satu pencatatan obligasi, yakni Obligasi Berkelanjutan I Tahap II-2023 senilai Rp400 miliar yang diterbitkan oleh PT Pyridam Farma Tbk (PYFA).

 

Dengan adanya penerbitan surat utang PYFA tersebut, maka saat ini jumlah emisi obligasi dan sukuk sepanjang 2023 menjadi 77 emisi dari 51 emiten senilai Rp86,96 triliun. Sedangkan, total emisi obligasi dan sukuk tercatat di BEI sebanyak 528 emisi dengan nilai nominal outstanding Rp454,82 triliun dan USD47,5 juta yang diterbitkan 127 emiten.

 

Adapun jumlah Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat di BEI sebanyak 191 seri, dengan nilai nominal Rp5.536,74 triliun dan USD486,11 juta. Sementara itu, Efek Beragun Aset (EBA) tercatat sebanyak sembilan emisi senilai Rp3,07 triliun.