EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street menyudahi perdagangan akhir pekan lalu mayoritas melemah tipis. Itu seiring sikap investor mulai mengabaikan kekhawatiran soal perang dagang. Padahal, sempat mengalami tekan jual luar biasa pada awal sesi perdagangan. 

Itu menyusul postingan terbaru presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Ya, Trump mengatakan China telah melanggar kesepekatan awal. Sementara itu, berdasar laporan bloomberg, pemerintah AS juga akan memperketat pembatasan terhadap sektor teknologi China. 

Di sisi lain, pengadilan banding menanggguhkan keputusan pengadilan perdagangan internasional sebelumnya membatalkan penerapan tarif impor. Dengan penangguhan tersebut, maka kebijakan tarif impor tetap berlaku hingga minggu depan. Kondisi itu, diprediksi menjadi sentimen positif pasar. 

Sementara itu eskalasi perang dagang pasca-kenaikan tarif impor baja dari 25 persen menjadi 50 persen, dan terkoreksi harga mayoritas komoditas berpeluang menjadi sentimen negatif untuk indeks harga saham gabungan (IHSG). So, indeks diprediksi akan bergerak bervariasi cenderung menguat dengan kisaran support 7.125-7.075, dan resist 7.230-7.280.

Berdasar data itu, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia menyarankan para pelaku pasar untuk menguntit sejumlah saham berikut. Yaitu, BSI (BRIS), Cimory (CMRY), Aneka Tambang (ANTM), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Vale Indonesia (INCO), dan Pertama Energy (PGEO). (*)