Pemerintah Lakukan Transaksi Green Sukuk Global Senilai USD2,0 miliar Bertenor 5-10 Tahun
EmitenNews.com - Pemerintah kembali ke pasar sukuk global tahunannya dan sukses melakukan transaksi penjualan sukuk sebesar USD2,0 miliar. Angka ini yang terdiri atas USD1,0 miliar dengan tenor 5 tahun dan USD1,0 miliar dengan tenor 10 tahun (seri Green) dalam format Reg S/144A Trust Certificates dengan akad Wakalah yang jatuh tempo pada tahun 2028 dan 2033 (“Sukuk Global”).
Sukuk Global ini diterbitkan oleh Pemerintah melalui Perusahaan Penerbit Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Indonesia III, sebuah badan hukum yang dibentuk oleh Pemerintah khusus untuk melakukan penerbitan SBSN.
Menurut keterangan resmi Direktorat Pembiayaan Syariah, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan yang dirilis hari ini (7/12) penerbitan Sukuk Global kali ini akan dicatatkan di Singapore Stock Exchange dan NASDAQ Dubai (dual listing). Setelmen akan dilaksanakan pada tanggal 15 November 2023. Transaksi ini telah diberikan peringkat Baa2 oleh Moody’s Investor Service, BBB oleh S&P Global Ratings Services dan BBB oleh Fitch Ratings.
Memanfaatkan latar belakang pasar yang konstruktif setelah US FOMC mempertahankan suku bunga pada pertemuan tanggal 1 November 2023, Pemerintah secara oportunistik memasuki pasar global, mengumumkan penawaran Sukuk Global dual-tranche pada pagi hari sesi Asia tanggal7 November 2023 dengan initial price guidance di area 5,65% untuk tenor 5 tahun dan area 5,85% untuk tenor 10 tahun.
Pemerintah berhasil menekan initial price guidance sebesar 25 bps pada tenor 5 tahun dan 10 tahun, serta mengumumkan final price guidance sebesar 5,40% untuk tenor 5 tahun dan 5,60% untuk tenor 10 tahun. Sukuk Global diterbitkan pada harga par dengan kupon masing-masing 5,40% pada tenor 5 tahun dan 5,60% pada tenor 10 tahun. Jumlah akhir order book gabungan tercatat melebihi USD5,6 miliar, dengan tingkat kelebihan permintaan lebih dari 2.8x dari target penerbitan Pemerintah sebesar USD2,0 miliar.
Melanjutkan tradisi peluncuran penawaran Green Sukuk yang selalu menjadi landmark pasar sejak debutnya pada tahun 2018, Pemerintah pada tahun ini mencetak Green Sukuk sebesar USD1,0 miliar, didukung oleh underlying asset Green yang dimiliki Pemerintah secara signifikan.
Penerbitan ini membuktikan dedikasi dan komitmen jangka panjang Pemerintah untuk pembiayaan hijau dan berkelanjutan, sebagai bagian dari upaya dalam melawan perubahan iklim. Green Sukuk yang diterbitkan pada penawaran kali ini adalah Green Sukuk global keenam dari Pemerintah dan yang kedua diterbitkan sejak Pemerintah melakukan framework upgrade dari Green Bond / Sukuk Framework menjadi SDGs Government Securities Framework pada bulan Agustus 2021.
Penerbitan Sukuk Global ini menggunakan struktur akad Wakalah dan telah mendapatkan opini syariah dari Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI maupun dari CIMB Islamic Bank Berhad, the Shari’a Advisory Board of Citi Islamic Investment Bank E.C., the Internal Sharia Supervisory Committee (ISSC) of Dubai Islamic Bank PSJC, the Sharia Advisor of PT Mandiri Sekuritas dan the Standard Chartered Bank Global Shariah Supervisory Committee. Transaksi ini dilaksanakan sejalan dengan strategi pembiayaan APBN serta komitmen Pemerintah untuk mengembangkan dan meningkatkan likuiditas pasar Sukuk di kawasan Asia.
Transaksi tersebut berhasil menarik minat yang besar dari beragam jenis investor dan berbagai geografi, menunjukkan minat investasi yang kuat untuk Indonesia dikarenakan fundamental ekonomi Indonesia yang kuat.
Adapun distribusi investor untuk tenor 5 tahun sebesar 29% kepada investor Timur Tengah dan Malaysia, 10% kepada investor Indonesia, 18% kepada investor Asia lainnya, 18% kepada investor Amerika Serikat dan 25% kepada investor Eropa. Menurut jenis investor, distribusinya adalah 51% kepada pengelola dana, 36% kepada institusi finansial / bank, 5% kepada asuransi / dana pensiun, 7% kepada bank sentral / lembaga resmi, dan 1% kepada private bank.
Tenor 10 tahun didistribusikan sebesar 27% kepada investor Timur Tengah dan Malaysia, 9% kepada investor Indonesia, 15% kepada investor Asia lainnya, 22% kepada investor Amerika Serikat dan 27% kepada investor Eropa. Menurut jenis investor, distribusinya adalah 55% kepada pengelola dana, 21% kepada institusi finansial / bank, 5% kepada asuransi / dana pensiun, 18% kepada bank sentral / lembaga resmi, dan 1% kepada private bank.
CIMB Investment Bank Berhad, Citigroup Global Markets Inc., Dubai Islamic Bank PJSC, Mandiri Securities Pte Ltd dan Standard Chartered Bank bertindak sebagai Joint Lead Managers dan Joint Bookrunners. Citigroup Global Markets Inc dan Standard Chartered Bank bertindak sebagai Joint Green Structurers. PT BRI Danareksa Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk bertindak sebagai Co-Managers untuk transaksi ini.(*)
Related News
IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik 0,77 Persen, Telisik Detailnya
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha