EmitenNews.com - Pemerintah Republik Indonesia kembali menerbitkan Sukuk Global sebesar USD2,35 miliar yang terdiri atas USD750 juta dengan tenor 5 tahun, USD1 miliar dengan tenor 10 tahun, dan USD600 juta dengan tenor 30 tahun. Penerbitan dilakukan dalam format 144A / Reg S Trust Certificate yang masing-masing jatuh tempo pada tahun 2029, 2034, dan 2054 (“Sukuk Global”). Khusus tenor 30 tahun diterbitkan dalam bentuk green sukuk.


Keterang resmi Direktorat Pembiayaan Syariah Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menyebut Sukuk Global ini diterbitkan oleh Pemerintah melalui Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia III (“PPSI III”), sebuah badan hukum yang didirikan oleh Pemerintah khusus untuk melakukan penerbitan SBSN dalam mata uang asing di pasar internasional.


Setelmen Sukuk Global ini akan dilakukan pada tanggal 2 Juli 2024 dan akan dicatatkan di Singapore Exchange dan NASDAQ Dubai (dual listing). Setiap tenor ini telah diberikan peringkat Baa2 oleh Moody’s Investor Service, BBB oleh S&P Global Ratings Services dan BBB oleh Fitch Ratings.


Sukuk Global diterbitkan pada harga par dengan kupon sebesar 5,10% untuk tenor 5 tahun, 5,20% untuk tenor 10 tahun, dan 5,50% untuk tenor 30 tahun.


Sebagai bagian dari komitmen dan dedikasi jangka panjang Pemerintah untuk green anDsustainable financing, serta upaya dalam mengatasi dampak perubahan iklim, Sukuk Global tenor 30 tahun merupakan seri green dengan underlying berupa aset green yang memadai.


Penerbitan Sukuk Global ini menggunakan struktur akaDWakalah dan telah mendapatkan opini syariah dari DSN MUI maupun dari Shari’a Advisory BoarDof Citi Islamic Investment Bank E.C., the Internal Sharia Supervisory Committee (ISSC) of Dubai Islamic Bank PJSC, the HSBC Global Shariah Supervisory Committee, the Sharia Advisor of PT Mandiri Sekuritas, dan the Shariah Committee of MUFG Bank (Malaysia) Berhad.


Transaksi yang dilaksanakan sejalan dengan strategi pembiayaan APBN 2024 ini berhasil menarik minat yang besar dari beragam jenis investor dan berbagai wilayah, menunjukkan confidence pasar terhadap fundamental dan prospek ekonomi Indonesia. Jumlah order book final tercatat USD4,5 miliar atau kelebihan pemesanan sebesar 1,9x, dimana peak order book sempat mencapai USD8,2 milliar sebelum final price guidance.


Distribusi investor untuk tenor 5 tahun meliputi 15% investor Asia eks Indonesia dan Malaysia, 50% investor Timur Tengah dan Malaysia, 10% investor Indonesia, 16% investor Amerika Serikat dan 9% investor Eropa. Menurut jenis investor, distribusinya adalah 32% ke pengelola aset/pengelola dana, 41% ke institusi finansial/bank, 23% ke bank sentral, 3% ke asuransi/dana pensiun dan 1% ke private bank.


Tenor 10 tahun didistribusikan sebesar 11% investor Asia eks Indonesia dan Malaysia, 58% investor Timur Tengah dan Malaysia, 11% investor Indonesia, 8% investor Amerika Serikat dan 12% investor Eropa. Menurut jenis investor, distribusinya adalah 27% ke pengelola aset/pengelola dana, 62% ke institusi finansial/bank, 1% ke asuransi/dana pensiun, 9% ke bank sentral dan 1% ke private bank.


Tenor 30 tahun didistribusikan sebesar 34% investor Asia eks Indonesia dan Malaysia, 9% investor Timur Tengah dan Malaysia, 1% investor Indonesia, 27% investor Amerika Serikat dan 29% investor Eropa. Menurut jenis investor, distribusinya adalah 53% ke pengelola aset/pengelola dana, 6% ke institusi finansial/bank, 33% ke asuransi/dana pensiun, 6% ke bank sentral dan 2% ke private bank.


Citigroup, Dubai Islamic Bank, HSBC, Mandiri Securities, dan MUFG sebagai Joint LeaDManager dan Joint Bookrunner. HSBC dan MUFG bertindak sebagai Joint Green Structuring Advisor. PT BRI Danareksa Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk bertindak sebagai Co-Manager untuk transaksi ini.(*)