EmitenNews.com -Fitch Ratings memperkirakan penerbitan obligasi non-keuangan dalam negeri di Indonesia akan meningkat pada tahun 2024 karena kebutuhan pendanaan yang lebih tinggi dan lingkungan ekonomi yang lebih mendukung.
Penerbitan dalam negeri hingga November 2023 turun 45% yoy menjadi Rp53 triliun dari angka tertinggi Rp100 triliun pada tahun 2022. Fitch memperkirakan penerbitan dalam negeri pada tahun 2023 akan mencapai IDR60 triliun.
Kebutuhan Pendanaan yang Lebih Tinggi pada tahun 2024 Kebutuhan pembiayaan kembali yang lebih tinggi dan belanja modal yang berkelanjutan akan mendukung pertumbuhan penerbitan obligasi pada tahun 2024, meskipun ada ketidakpastian politik dan tingkat suku bunga yang lebih tinggi setelah kenaikan pada bulan Oktober 2023.
Fitch memperkirakan obligasi dalam negeri sebesar Rp65 triliun-70 triliun akan jatuh tempo pada tahun 2024 (2023: di bawah Rp60 triliun). Investasi dari sektor-sektor dengan belanja modal besar, seperti pulp dan kertas, telekomunikasi dan hilir mineral, kemungkinan akan terus berlanjut.
Emiten reguler dari pulp dan kertas, telekomunikasi dan pertambangan akan terus mendominasi penerbitan dalam negeri pada tahun 2024. Perusahaan pulp dan kertas memimpin penerbitan lokal November 2023 dengan pangsa 37%, diikuti oleh perusahaan telekomunikasi dan menara telekomunikasi (18%) serta pertambangan logam dan mineral (10 %).
Penerbitan Tenor yang Lebih Pendek Kemungkinan Akan Tetap Fitch perkirakan korporasi akan terus memilih penerbitan obligasi dengan tenor yang lebih pendek pada tahun 2024, dengan tenor rata-rata tertimbang yang akan bertahan di bawah empat tahun, karena adanya permintaan yang lebih tinggi untuk obligasi jangka pendek di tengah ketidakpastian suku bunga.
Rata-rata tertimbang tenor penerbitan obligasi dalam negeri pada 11M23 turun hingga di bawah tiga tahun, terendah sejak tahun 2018 (2022: 3,7 tahun). Lebih dari 30% penerbitan 11M23 bertenor satu tahun (2022: 20%).
Related News
IHSG Akhir Pekan Ditutup Naik 0,77 Persen, Telisik Detailnya
BKPM: Capai Pertumbuhan 8 Persen Butuh Investasi Rp13.528 Triliun
Hati-hati! Dua Saham Ini Dalam Pengawasan BEI
BTN Raih Predikat Tertinggi Green Building
IHSG Naik 0,82 Persen di Sesi I, GOTO, BRIS, UNVR Top Gainers LQ45
Perkuat Industri Tekstil, Wamenkeu Anggito Serap Aspirasi Pengusaha