Penjualan Feronikel Aneka Tambang (ANTM) Sepanjang 2021 Capai 25.992 TNi
EmitenNews.com - PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) melaporkan, sepanjang tahun ini perseroan mampu mencatatkan volume penjualan feronikel (unaudited) mencapai 25.992 ton nikel dalam feronikel (TNi), sedangkan volume produksi sebanyak 25.818 TNi.
Menurut Direktur Utama ANTM, Nicolas D Kanter dalam keterangan resmi perseroan yang dikutip Jumat (22/1), perusahaan mencatatkan pertumbuhan positif pada kinerja bisnis di segmen nikel untuk periode 2021 (unaudited), seiring dengan pemulihan ekonomi global dan peningkatan permintaan nikel.
Untuk komoditas feronikel, ujar Nicolas, pada tahun lalu ANTM mencatatkan produksi feronikel sebanyak 25.818 TNi atau relatif stabil dibandingkan dengan tingkat produksi feronikel di 2020. Sedangkan, volume penjualan produk feronikel di 2021 mencapai 25.992 TNi.
"Capaian kinerja produksi dan penjualan segmen nikel Antam yang solid pada 2021, mencerminkan upaya kami untuk menjaga pertumbuhan kinerja perusahaan yang positif pada 2021. Seiring dengan pertumbuhan permintaan produk komoditas Antam yang positif, kami mengoptimalkan capaian kinerja produksi dan penjualan komoditas utama dengan menjaga biaya produksi tetap efisien," papar Nicolas.
Dia menyampaikan, sepanjang 2021, produksi bijih nikel (unaudited) yang digunakan sebagai bahan baku pabrik feronikel ANTM dan penjualan kepada pelanggan domestik mencapai 11,01 juta wet metric ton (wmt) atau meningkat 131 persen (year-on-year).
Sedangkan, capaian kinerja penjualan bijih nikel di 2021 mencapai 7,64 juta wmt atau bertumbuh 132 persen dari realisasi penjualan di 2020 yang sebanyak 3,3 juta wmt. "Seiring dengan outlook pertumbuhan industri pengolahan nikel di dalam negeri, pada 2021 Antam fokus dalam pengembangan pasar domestik bijih nikel".
Lebih lanjut Nicolas menyebutkan, dalam menghadapi tantangan volatilitas harga komoditas global, maka saat ini ANTM tetap berfokus pada upaya penurunan biaya produksi, serta implementasi kebijakan strategis terkait inisiatif efisiensi biaya yang tepat dan optimal.
Related News
IHSG Ditutup Turun 0,55 Persen, Terseret Sektor dan Saham Ini
Bos GEMA Belum Berhenti Serok Saham, Ada Aksi Korporasi?
Pendapatan Drop 34,7 Persen, RONY Catat Laba Naik di Kuartal III
Emiten Otomotif TP Rachmat (ASLC) Pertahankan Target Pertumbuhan 2024
WTON Sebut Capai Target Kontrak Baru Hingga 81 Persen di Oktober 2024
Dian Swastatika (DSSA) Rilis Surat Utang Rp3,5T, Bunga 6,5-8,62 Persen