Penjualan Kendaraan Listrik Lesu, Carsurin (CRSN) Serukan Ini

Seorang petugas lapangan tengah melakukan pemeriksaan rutin terhadap instalasi perseroan. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Penjualan kendaraan listrik roda dua mengalami kontraksi. Itu setelah kuota subsidi pemerintah berakhir pada akhir 2024. Oleh karena itu, pelaku industri harus siap untuk menggenjot pertumbuhan berikutnya.
Merespons tantangan tersebut, laboratorium pengujian baterai terdepan nasional mendorong para pelaku industri melampaui kebijakan bersifat sementara, dan berinvestasi pada kesiapan pasar jangka panjang.“Menunda pengujian bukan pilihan netral malainkan risiko yang signifikan,” tukas Harold David Loevy, Direktur Carsurin, dalam International Battery Summit, belum lama ini.
Meski pengujian keselamatan baterai berdasar UN R136 atau SNI 8872 saat ini masih bersifat sukarela di Indonesia, pasar internasional bergerak cepat menuju standar lebih ketat. Korea Selatan, India, dan Vietnam disebut sebagai contoh pasar di mana pengujian tidak hanya tertanam dalam regulasi, tetapi juga dalam tanggung jawab produsen, kelayakan asuransi, dan tata kelola rantai pasok.
Loevy menyoroti risiko reputasi, dan operasional dari baterai pack yang tidak diuji atau berkinerja buruk di pasar EV roda dua Indonesia yang tumbuh pesat. “Sertifikasi baterai bukan biaya akibat regulasi, melainkan investasi strategis. Pengujian bukan tentang pasar hari ini; melainkan tentang menguasai pasar esok hari,” imbuhnya.
Nah, Carsurin yang mengoperasikan fasilitas pengujian baterai EV tercanggih Indonesia, terakreditasi untuk SNI 8872 (identik dengan UN R136), saat ini dalam proses penambahan akreditasi UN 38.3 untuk keselamatan transportasi, dan pengujian kinerja berbasis SNI 9102, memungkinkan produsen melakukan pengujian benchmark ketahanan, perilaku termal, dan siklus hidup sebelum produck diluncurkan ke pasar.
Pada acara itu, Carsurin secara resmi melakukan serah-terima sertifikat SNI 8872:2019 kepada LG Energy Solution Ltd dari Korea—menegaskan kepemimpinan dalam keselamatan baterai kendaraan listrik, dan mempertegas komitmen untuk meningkatkan standar industri.
Loevy mengajak para pelaku industri -perakit baterai, importir dan merek motor listrik- untuk memanfaatkan kelesuan saat ini sebagai peluang untuk persiapan teknis. “Mereka yang berinvestasi dalam pengujian baterai sekarang akan menjadi pihak yang produknya siap dikirim, dipasarkan dan ditingkatkan skalanya ketika pasar kembali bangkit,” serunya. (*)
Related News

Setahun Terbang Ribuan Persen! Saham Teknologi Grup Lippo Disorot

Paruh Pertama 2025, Laba Bersih FKS Agro (FISH) Anjlok 52 Persen

Berlanjut! Madhani Buang 2,63 Miliar Saham Grup Bakrie (DEWA)

Konsisten Boncos, Semester I 2025 TAYS Defisit Rp90,14 Miliar

Pefindo Patenkan Peringkat PPRO idCCC, Telisik Sebabnya

Agresif, Dato Low Angkut Jutaan Saham Bayan Resources (BYAN)