Penjualan Rp709,30 Miliar, IFSH Genjot Produksi 2025-2026
Pengurus Ifishdeco di sela-sela pemaparan kinerja perseroan. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Ifishdeco (IFSH) Januari-September 2024 membukukan penjualan neto Rp709,30 miliar. Merosot 28,89 persen dari episode sama tahun lalu senilai Rp997,56 miliar. Penjualan itu, dari penjualan nikel ke Sekawan Sejati Resources Rp369,99 miliar, dan Bukit Andalan Sukses Rp215,57 miliar.
kemudian, penjualan ke pihak ketiga sebesar Rp123,73 miliar. Nah, dari penjualan neto itu, Ifishdeco berhasil membukukan laba bersih Rp40,96 miliar, dengan laba bersih per saham Rp21. Di tengah pencapaian kinerja itu, Ifishdeco optimistis permintaan nikel dunia terus meningkat hingga akhir tahun ini.
Oleh karena itu, perseroan bersiap mengerek produksi bijih nikel periode 2025-2026. Itu seiring lonjakan permintaan terhadap kendaraan listrik dunia saat ini sekaligus menjadi opportunity bagi kelangsungan usaha dalam jangka panjang. Prospek usaha Ifishdeco sangat menjanjikan, mengingat kebutuhan nikel masih sangat besar.
Apalagi dengan perkembangan kendaraan listrik. Karena itu, Ifishdeco akan melakukan ekspansi. Ekspansi itu, selain ditunjang prospek industri nikel nasional cerah, aksi ini juga seiring dengan permintaan produk nikel tetap tinggi. Produksi bijih nikel Ifishdeco ditargetkan 2,203 juta ton hingga akhir 2024.
Proyeksi produksi bijih nikel itu, akan ditingkatkan meningkat menjadi 2,247 juta ton pada 2025, dan ditargetkan tumbuh maksimal menjadi 2,292 juta ton pada 2026 atau rerata tiap tahun 2,2 juta, dan 6,6 juta selama tiga tahun. Adapun lahan konsesi Ifishdeco terletak di Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.
Total luas lahan perseroan mencapai 2.580 hektare, dan IUP Operasi/Produksi 800 hektare. Ke depan Ifishdeco akan terus melakukan transformasi digital. Langkah ini ditargetkan akan berdampak pada efisiensi, yakni penurunan beban operasional sekaligus pengawasan operasional. Selain mengejar kenaikan volume produksi periode 2024-2026, dan efisiensi berkelanjutan, Ifishdeco juga membuka peluang untuk melakukan ekspansi organik.
Aksi korporasi itu, bisa dilakukan via akuisisi tambang nikel sebagai sumber pertumbuhan baru di masa depan sekaligus memperbesar cadangan nikel. Ifishdeco aktif melihat sejumlah potensi akuisisi lewat berbagai opsi, diantaranya melakukan akuisisi greenfield atau akuisisi perusahaan tambang nikel yang sudah beroperasi.
Beragam strategi ekspansi itu, diyakini mampu memperkuat posisi Ifishdeco sebagai salah satu produsen tambang nikel terkemuka Indonesia. Perseroan optimistis, pasar komoditas nikel tetap tumbuh positif. Optimisme itu, selaras dengan pengoperasian sejumlah smelter pengolahan nikel nasional. (*)
Related News
IHSG Ditutup Turun 0,55 Persen, Terseret Sektor dan Saham Ini
Bos GEMA Belum Berhenti Serok Saham, Ada Aksi Korporasi?
Pendapatan Drop 34,7 Persen, RONY Catat Laba Naik di Kuartal III
Emiten Otomotif TP Rachmat (ASLC) Pertahankan Target Pertumbuhan 2024
WTON Sebut Capai Target Kontrak Baru Hingga 81 Persen di Oktober 2024
Dian Swastatika (DSSA) Rilis Surat Utang Rp3,5T, Bunga 6,5-8,62 Persen