EmitenNews.com - Inovasi bedah robotik (robotic surgery)  yang dihadirkan PT Bundamedik Tbk (BMHS) memiliki unggulan serta manfaat besar untuk pasien, dari mulai prosedur medis yang presisi, cepat hingga proses penyembuhan yang cepat. Kini, kemudahan yang ditawarkan teknologi ini pun semakin diperluas aksesnya untuk bisa dinikmati masyarakat Indonesia lewat asuransi. RSU Bunda Jakarta sebagai bagian dari BMHS telah membuka kerja sama dengan berbagai perusahaan asuransi dan sejenisnya untuk mendukung skema pembiayaan pasien. 

 

Salah satu kerja sama yang dilakukan adalah dengan AdMedika sebagai Third Party Administrator (TPA) yang handal dengan berbagai kemudahan dan keunggulan yang ditawarkan. Lewat kolaborasi ini, kedua perusahaan ingin menyiapkan perbaikan sistem pembiayaan kesehatan di masa mendatang.


Selama ini, kecenderungan masyarakat Indonesia berobat keluar negeri cukup tinggi. Tercatat, 2 juta orang melakukan perjalanan medis ke luar negeri (medical tourism) setiap tahunnya. Dengan keberadaan robotic surgery, diharapkan hal ini mampu meningkatkan pengalaman medis yang lebih baik sehingga mereka tidak lagi merasa perlu berpergian ke luar negeri. Bahkan, keberadaan teknologi tersebut diharapkan juga mampu menjadikan Indonesia sebagai pilihan destinasi medical tourism bagi masryarakat luar.

 

Ketua Konsultan Medis Medical Advisor Board AdMedika Prof. I. O. Marsis SpOG (K) menjelaskan, “Adanya medical tourism di masa depan nantinya akan mengubah paradigma akan sistem asuransi kesehatan. Salah satu yang dapat kita jual untuk memajukan medical tourism Indonesia adalah melalui kehadiran robotic surgery yang ada di Rumah Sakit Bunda. Saya berharap agar sistem high technology ini bisa membuka mata kita semua untuk membuat sistem asuransi masa depan yang lebih baik”. 

 

Selama ini, beberapa teknik bedah organ yang sudah dikenal ada antara lain bedah secara terbuka, laparoskopi, hingga robotik. Dr. Ivan Sini, SpOG selaku pelopor robotic surgery di Indonesia sekaligus Komisaris Utama BMHS dalam webinar bertajuk  “Introduction to Robotic Surgery: Minimal Invasive For Maximum Result” yang digelar AdMedika bersama PT Bundamedik Tbk (BMHS) pada Rabu (16/3) memberikan perbandingan mengenai perbedaan bedah laproskopi dan bedah robotik dalam melakukan tindakan histerektomi atau pembedahan angkat rahim, baik yang jinak hingga kanker. Perbandingan ini dilakukan untuk melihat aspek keamanan maupun komplikasi yang ditimbulkan dari kedua teknik bedah tersebut.

 

“Selama ini, keamanan dan kemanjuran bedah robotik (RALH) dibandingkan dengan bedah laparoskopi konvensional (TLH) belum banyak dilakukan. Karena itu, sebuah studi kohort retrospektif dilakukan pada 39 pasien yang menjalankan teknik  RALH dan 41 pasien yang menjalani TLH. Hasilnya, RALH dinilai lebih aman dan layak untuk pengobatan kanker rahim dengan morbiditas rendah hingga kehulangan darah yang lebih sedikit dibandingkan TLH,” jelas dr Ivan Sini.

 

Diketahui, teknologi robotic surgery memungkinkan tindakan repetitif dalam suatu operasi dapat dilakukan dengan ketepatan yang maksimal, sehingga minimalisir perdarahan, serta rasa nyeri pasca operasi. Lewat robotic surgery ini, para ahli bedah dapat menyelesaikan berbagai prosedur rumit yang nampaknya sulit bahkan tidak mungkin dilakukan dengan metode lain.

 

Sebagai pelopor bedah robotik di Indonesia sejak tahun 2012, robotic surgery dari BMHS hingga kini sudah menangani hampir 600 kasus mulai dari kasus kebidanan dan kandungan hingga kasus urologi untuk operasi pengangkatan prostat robotik. Layanan Robotic Surgery sendiri merupakan salah satu Centre of Excellences (CoE) di RSU Bunda Jakarta, dengan 16 dokter spesialis bersertifikasi robotic surgery.