EmitenNews.com -Pertumbuhan lalu lintas penumpang jalan tol dan bandara di Indonesia pada 4Q23 kemungkinan besar didorong oleh libur akhir tahun, namun mungkin tidak melebihi pertumbuhan 2Q23 karena libur yang lebih pendek tahun ini, kata Fitch Ratings.

Tantangan lain bagi jalan tol mencakup perlambatan penjualan mobil dalam negeri dan ketergantungan pada aktivitas perjalanan pulang pergi yang mungkin lebih rendah selama musim liburan. 

Tingginya inflasi dan perlambatan ekonomi Tiongkok mungkin menimbulkan ancaman terhadap pertumbuhan lalu lintas bandara, terutama rute internasional.

PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) melaporkan lalu lintas jalan tol secara triwulanan sebanyak 329 juta kendaraan pada 3Q22, lebih tinggi sebesar 3% yoy dan 4% qoq. Pertumbuhan lalu lintas tersebut terutama ditopang oleh jalan tol yang berada di wilayah Jabodetabek, termasuk jalan tol yang menghubungkan ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta, yang mencatat pertumbuhan antara 2%-12% yoy untuk seluruh jalan tol. Jabodetabek memiliki daerah tangkapan air yang kuat, dengan aktivitas komuter yang tinggi. Lalu lintas telah melampaui rata-rata triwulan sebelum Covid-19 selama enam triwulan terakhir.

Lalu lintas bandara kini mendekati pemulihan penuh karena keberangkatan domestik dan internasional di bandara-bandara utama di Indonesia masing-masing mencapai 8,8 juta dan 4 juta penumpang - 96% dan 93% dari rata-rata triwulan sebelum pandemi (2Q23: 95% dan 81%). Pemulihan ini dipertahankan di tengah relatif tingginya harga bahan bakar dan tarif tiket pesawat. 

Pertumbuhan lalu lintas internasional lebih tinggi dibandingkan domestik, hal ini disebabkan oleh basis yang lebih rendah yang disebabkan oleh pemulihan yang lebih lambat pada periode sebelumnya. Pertumbuhan lalu lintas bandara secara keseluruhan didukung oleh bandara berbasis pariwisata, yang mencerminkan pemulihan pariwisata.